Thierry Detournay: Cinta Cokelat dari Belgia yang Tumbuh Jadi Coklat Monggo

INFO OPPORTUNITY.ID-Siapa sangka, rasa rindu terhadap cokelat khas Belgia justru menjadi awal lahirnya salah satu brand cokelat premium kebanggaan Indonesia, Chocolate Monggo. Adalah Thierry Detournay, pria asal Belgia yang kini menjadi Founder & CEO Chocolate Monggo, yang membuktikan bahwa cita rasa Eropa bisa berpadu sempurna dengan kekayaan bahan lokal Nusantara.
“Saya orang Belgia, jadi memang pencinta cokelat. Dari negara surga cokelat, bisa dibilang begitu. Awalnya saya hanya kangen dengan cokelat saya dari Belgia, jadi saya mulai bikin sendiri di dapur,” kenang Thierry saat ditemui dalam sebuah pameran.
Dari sekadar eksperimen di dapur rumahnya di Yogyakarta sekitar 25 tahun lalu, Thierry mulai berbagi hasil racikannya kepada teman-teman di kota pelajar itu. Tak disangka, banyak yang jatuh cinta pada cita rasa cokelat buatannya. Dari situlah cikal bakal Chocolate Monggo lahir — sebuah brand cokelat khas Jogja yang kini dikenal luas sebagai souvenir premium dari Indonesia.
Dari Dapur ke Pabrik, dari Jogja untuk Indonesia
Awalnya, Coklat Monggo hanya memiliki pabrik kecil dan toko sederhana di Yogyakarta. Namun berkat ketekunan dan kualitas rasa yang autentik, kini produknya sudah tersebar ke berbagai kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta, Surabaya, dan Bali.
“Sekarang kami punya beberapa ratus produk. Ada cokelat praline mungil dengan berbagai rasa unik, cokelat bar, cokelat tablet, sampai box souvenir,” ujar Thierry.
Selain itu, Monggo juga mengembangkan produk turunan cokelat seperti biskuit, waffle, dan gelato, yang semuanya masih dalam semangat menghadirkan dunia confectionery yang “biar manis pokoknya,” ujarnya sambil tersenyum.
Merayakan Dua Dekade Perjalanan
Tahun ini, Chocolate Monggo tengah merayakan 20 tahun kiprah mereka di industri cokelat Indonesia. Thierry menyebut keikutsertaan di berbagai pameran bukan untuk mencari mitra bisnis baru, melainkan bagian dari branding dan perayaan perjalanan panjang mereka.
“Kami ingin memperkuat tim, karena biasanya tim Jogja dan Jakarta bekerja terpisah. Momen seperti ini bagus untuk saling mengenal dan mempererat kerjasama,” katanya.
Meski basis bisnisnya kuat di Yogyakarta, Monggo kini juga bekerja sama dengan berbagai pihak di Indonesia, terutama lewat B2B channel seperti supermarket, hotel, dan restoran. Di Jakarta sendiri, Monggo sudah dikenal di kawasan Selatan dan beberapa bandara, namun Thierry mengakui masih ingin menjangkau lebih banyak wilayah, termasuk Jakarta Utara.
“Kami ingin memperkenalkan produk kami ke bagian Jakarta yang belum terlalu kami sentuh. Kami juga senang bisa bertemu dengan partner baru, supermarket, atau supplier,” tuturnya.
Inovasi Rasa Nusantara
Sebagai brand yang menjunjung cita rasa lokal, Monggo terus berinovasi menghadirkan varian rasa yang unik dan otentik. Salah satu inovasi terbaru adalah praline dengan ganache bernuansa Nusantara, seperti kombinasi jeruk purut, bunga telang, dan kemangi.
“Kami juga punya varian seperti pralin cokelat Dubai, tablet Ojicha, dan milk chocolate dengan caramel brittle,” ungkap Thierry bangga. “Pokoknya banyak inovasi baru yang terus kami kembangkan.”
Dari Rasa Rindu Menjadi Kebanggaan Nasional
Perjalanan Chocolate Monggo membuktikan bahwa cinta dan kerinduan bisa menjadi sumber inspirasi yang manis. Dari dapur sederhana di Yogyakarta, kini Monggo tumbuh menjadi salah satu brand cokelat premium Indonesia yang mampu bersaing di tingkat global — tetap setia pada misinya: menghadirkan cita rasa cokelat berkualitas dengan sentuhan lokal yang istimewa.