Se Indonesia, Pionir Sei Sapi Modern yang Tumbuh Pesat dan Siap Go Global

INFO OPPORTUNITY.ID-Brand kuliner Se’Indonesia terus mencatat pertumbuhan signifikan sejak berdiri pada 2023. Mengusung sei sapi khas Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai menu utama, Se’Indonesia berhasil memodernisasi makanan tradisional tersebut menjadi hidangan cepat saji dengan harga terjangkau.

Dalam waktu kurang dari dua tahun, Se’Indonesia sudah mengoperasikan lebih dari 150 gerai online (cloud kitchen) dan melayani penjualan sekitar 2–3 juta porsi per bulan. Capaian ini menjadi modal penting untuk menapaki target berikutnya, yaitu memperkuat ekspansi gerai fisik di berbagai kota besar.

Rinaldi Utama, Founder Se’Indonesia, menegaskan bahwa pasar Indonesia masih sangat lekat dengan budaya makan bersama. Karena itu, meski strategi awal banyak mengandalkan promosi digital, keberadaan outlet fisik tetap menjadi kunci.

“Orang Indonesia suka kumpul, makan bareng, nongkrong di tempat yang nyaman. Jadi kami tidak hanya fokus ke delivery, tapi juga serius membangun outlet offline yang estetik, cozy, dan tetap cepat saji,” ujar Rinaldi.

Hingga kini, Se’Indonesia telah memiliki 4 gerai offline, termasuk flagship store terbaru di Palmerah, Jakarta Barat. Tahun ini, perusahaan menargetkan pembukaan 20–30 outlet baru di berbagai kota besar. Outlet-outlet tersebut didesain modern namun tetap mempertahankan identitas Nusantara melalui menu sei sapi.

Langkah ekspansi Se’Indonesia semakin mantap setelah memperoleh pendanaan seri A senilai US$9,7 juta pada April 2025. Pendanaan ini dipimpin oleh Insignia Ventures Partners dengan partisipasi dari Argor Ventures, Saison Capital, W Fund, serta investor sebelumnya seperti Kopital Ventures, Mulia Sky Capital, dan Trihill Capital.

Selain memperkuat jaringan domestik, Se’Indonesia juga menyiapkan ekspansi internasional. Rinaldi menyebut, tahun depan perusahaan akan mulai masuk ke Malaysia dan Singapura.

Untuk menjaga konsistensi rasa sekaligus mendukung ekspansi cepat, Se’Indonesia mengandalkan sistem central kitchen, di mana 90% makanan diolah di dapur pusat sebelum dikirim ke outlet. Hal ini membuat operasional lebih efisien dan memungkinkan pertumbuhan outlet dalam skala besar.

Strategi harga juga menjadi senjata utama. Dengan menu di kisaran Rp25.000-an, Se’Indonesia berhasil menembus pasar massal. Angka ini jauh lebih terjangkau dibanding beef bowl lain yang rata-rata dibanderol Rp40.000–Rp50.000.

Pendekatan ini diharapkan bisa mendorong konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia yang saat ini masih rendah, yakni 2 kilogram per kapita per tahun, jauh di bawah rata-rata global 6 kilogram.

“Kalau daging sapi bisa diakses dengan harga terjangkau, orang akan lebih terbiasa menjadikannya bagian dari menu sehari-hari,” tambah Rinaldi.

Keseriusan Se’Indonesia dalam mengembangkan bisnis kuliner tak hanya diakui pasar lokal. Brand ini berhasil masuk dalam daftar Forbes Asia 100 to Watch sebagai satu-satunya brand kuliner asal Indonesia. Daftar bergengsi ini menyoroti perusahaan dan startup di Asia Pasifik dengan inovasi, potensi pertumbuhan, serta dampak signifikan.

Pengakuan tersebut menjadi motivasi tambahan bagi Se’Indonesia untuk terus menghadirkan inovasi, memperkuat ekspansi, dan membawa kuliner NTT ke panggung global.

Dengan fondasi kuat sebagai pionir sei sapi dalam format gerai modern, dukungan investor global, serta strategi harga yang tepat, Se’Indonesia optimistis mampu memperluas pasar domestik sekaligus memperkenalkan kekayaan kuliner Nusantara ke dunia internasional.

Video Pilihan dari INFOBRAND TV
DISCLAIMER
Media INFO OPPORTUNITY tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan Kerjasama bisnis.

Member of:

Supported By: