Ekonomi Halal Kian Menggeliat: Wirausaha Muda Hadirkan Inovasi Berbasis Nilai Syariah

INFO OPPORTUNITY.ID-Pertumbuhan ekonomi halal di Indonesia tak sekadar membuka ceruk pasar baru, tetapi juga melahirkan generasi wirausaha muda yang kreatif dan adaptif. Mereka menjadikan nilai-nilai syariah bukan sebagai batasan, melainkan fondasi untuk berinovasi secara berkelanjutan, adil, dan transparan.

Dari sektor makanan dan minuman, kosmetik, hingga pariwisata, geliat industri halal kini menjadi bagian dari gaya hidup modern masyarakat yang ingin menjalankan nilai religius tanpa meninggalkan kemajuan teknologi maupun estetika produk.

Laporan National Statistics BMI — A Fitch Solutions Company memperkirakan nilai pasar halal global akan mencapai US$1,3 triliun pada 2025, naik signifikan dari US$899,9 miliar pada 2018, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan mencapai 5,2% sepanjang 2018–2028.

Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki posisi strategis untuk menjadi salah satu penggerak utama dalam peta industri halal global. Kementerian Perindustrian bahkan memproyeksikan konsumsi produk halal nasional akan menembus US$281,6 miliar pada 2025, seiring dengan penguatan ekosistem ekonomi syariah, meningkatnya kesadaran gaya hidup halal, serta tumbuhnya inovasi produk yang tidak hanya halal, tetapi juga berkualitas dan kompetitif.

Peluang Besar, Tantangan Tak Kecil

Besarnya peluang di sektor ekonomi halal membuka ruang luas bagi inovator muda untuk menghadirkan produk dan teknologi yang berorientasi pada keberlanjutan, pendidikan, serta pemberdayaan komunitas lokal. Namun, di sisi lain, banyak startup halal masih menghadapi tantangan klasik seperti keterbatasan akses pendanaan, jejaring bisnis yang sempit, serta kurangnya pendampingan di bidang teknologi dan pemasaran.

Menjawab tantangan tersebut, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) bersama Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia menggelar Halal Startup Demo Day (HSDD) 2025 sebagai bagian dari rangkaian acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF).

Halal Startup Demo Day 2025: “DJHIWA” untuk Mendorong Ambisi

Acara yang digelar di Hotel Borobudur, Jakarta, pada 9 Oktober 2025 ini mengusung tema DJHIWA (Dare to Jumpstart Halal Industry With Ambition). Sebanyak 20 startup terpilih dari berbagai sektor — mulai dari pangan dan kesehatan, teknologi hijau, kecerdasan buatan, hingga pemberdayaan komunitas — tampil mempresentasikan inovasi mereka yang menggabungkan prinsip halal, nilai keberlanjutan, dan dampak sosial positif.

Beragam ide segar yang dihadirkan berhasil menarik minat investor. Dalam sesi Investment Commitment, tercatat total komitmen pendanaan mencapai Rp21 miliar untuk mendukung pengembangan startup terpilih. Dukungan ini datang dari berbagai mitra strategis, di antaranya Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia, PT Gaido Group, Equitree, Hasan VC, BTPN Syariah Ventura, Rahmania Foundation, dan LBS Urun Dana.

Selain pendanaan, para mitra juga menyiapkan program akselerasi, pendampingan bisnis, dan akses pasar global guna memperkuat daya saing startup halal Indonesia di tingkat internasional.

Tiga Startup Halal Paling Menonjol

Dari 20 startup yang tampil, tiga di antaranya mencuri perhatian berkat ide dan kontribusi nyata terhadap ekosistem ekonomi syariah: Alkindi, Pilgrim Pal, dan Adoo.

1. Alkindi (Brilliant Mom Apps): Edukasi Islami untuk Generasi Masa Depan

Didirikan oleh Melinda Nurimannisa, Alkindi hadir sebagai platform edutech parenting Islami yang membantu orang tua mendidik anak berdasarkan nilai-nilai Al-Qur’an. Melalui aplikasi Brilliant Mom Apps, pengguna mendapatkan panduan aktivitas harian yang menanamkan karakter islami sejak dini.

Kini, Alkindi telah memiliki lebih dari 9.000 pengguna di 20 negara, dengan tingkat retensi mencapai 99,6%, dan menargetkan 1 juta keluarga Muslim global pada 2030.
“Setiap rumah bisa menjadi sekolah pertama bagi anak, dan setiap ibu adalah guru terbaik,” ujar Melinda.

2. Pilgrim Pal: Teknologi Cerdas untuk Ibadah yang Nyaman dan Terhubung

Dari sektor teknologi ibadah, Pilgrim Pal menawarkan solusi digital bagi jamaah haji dan umrah agar dapat menunaikan ibadah dengan lebih tenang dan terhubung. Aplikasi ini dikembangkan oleh Garibaldy Wibowo Mukti, dan dilengkapi fitur seperti AI Translator, People Finder, serta Virtual 3D Training untuk membantu jamaah memahami tata cara ibadah.

Sejak diluncurkan, Pilgrim Pal telah digunakan oleh lebih dari 160 jamaah dan bekerja sama dengan 657 biro perjalanan di Asia. Startup ini mendapat dukungan dari HASAN VC dan Kementerian Haji & Umrah Arab Saudi, yang membuka peluang ekspansi global.
“Kami ingin teknologi menjadi pendamping spiritual yang membuat jamaah merasa aman, terhubung, dan siap menjalankan ibadah,” tutur Garibaldy.

3. Adoo (Syariah Fresh Solution): Menghidupkan Ekonomi Pesantren Lewat Pangan Halal

Berawal dari semangat membangun ekosistem pangan halal berkelanjutan, Adoo menggandeng koperasi pesantren Al-Ittifaq di Ciwidey, Bandung, untuk menciptakan rantai pasok agrikultur halal berbasis komunitas.

Dipimpin oleh Chef John Gideon Gabriel, Adoo mengusung konsep from farm to table dengan melibatkan lebih dari 800 petani dan 1.200 santri. Produk yang dihasilkan berupa sayur segar, salad, dan smoothies halal yang dikelola secara transparan dan sesuai prinsip syariah.

Kini, Adoo tengah memperluas jaringan distribusi ke kawasan urban melalui konsep Fresh Point, menjadikannya pionir dalam integrasi antara pemberdayaan pesantren dan gaya hidup sehat.
“Kami ingin membangun rantai pasok syariah yang transparan dan memberdayakan pesantren — bukan sekadar memenuhi tren hidup sehat,” ungkap Chef John.

Menuju Pusat Ekonomi Halal Dunia

Dengan dukungan kebijakan pemerintah, kemitraan strategis, dan semangat wirausaha muda yang inovatif, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat ekonomi halal dunia.
Kolaborasi antara sektor publik, swasta, dan komunitas menjadi kunci agar ekosistem ekonomi syariah tidak hanya tumbuh pesat, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas.

Video Pilihan dari INFOBRAND TV
DISCLAIMER
Media INFO OPPORTUNITY tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan Kerjasama bisnis.

Member of:

Supported By: