Tertarik Bisnis Franchise Pakai Dana JHT?, Berikut Tips nya
Nasib pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) sampai saat ini masih belum jelas. Aturan terbaru, pencairan JHT secara 100% hanya bisa dilakukan di usia 56 tahun. Namun, nyatanya Presiden Joko Widodo meminta aturan itu direvisi.
Nah JHT sendiri bisa saja digunakan untuk modal usaha bagi pekerja yang memutuskan untuk berhenti kerja ataupun di-PHK. Salah satu jalan pintas membuka usaha adalah dengan bergabung pada bisnis franchise.
Hendy Setiono, CEO Baba Rafi Enterprise membagikan tips bagi para pekerja yang mau menggunakan dana JHT-nya untuk membuka franchise. Hal paling pertama yang harus diketahui bahwa ada dua jenis franchise.
Jenis yang pertama adalah franchise autopilot, pemodal hanya perlu menyetorkan modalnya saja ataupun menyiapkan tempat. Franchise akan diurus oleh pemilik merek sepenuhnya. Setiap keuntungan akan dibagi hasilnya antara pemodal dengan pemilik brand.
Jenis berikutnya adalah franchise reguler, pada jenis ini pemodal mengurus sendiri franchise-nya. Nantinya, dia akan mendapatkan bahan baku dan hak memakai brand. Karena mengurus sendiri maka jenis franchise ini keuntungan dimiliki sendiri oleh si pemodal.
"Nah ini kalau kita orangnya sibuk mending ambil skema autopilot, dia ada bagi hasil keuntungannya. Kalau yang mau repot bisa pakai cara kedua yang reguler, karena dikelola sendiri nggak perlu ada skema bagi hasil. Semua profit diberikan ke mitra," ungkap Hendy.
Tips kedua dari Hendy adalah bagi yang mau terjun ke bisnis franchise harus pintar-pintar memilih brand. Analisa mendalam harus dilakukan pada brand yang menawarkan franchise. Misalnya saja analisa apakah bisnisnya bersifat tren belaka atau bisa bertahan dalam jangka panjang.
"Kita juga harus jeli pilih usahanya, ada yang sifatnya tren dan ada juga yang long term. Kita harus lihat background, analisa, dan identifikasi bisnisnya. Di sini lah kita butuh entrepreneur skill," katanya.
Hendy juga menyarankan bila JHT digunakan untuk modal, jangan sampai semua uang yang ada dimasukkan untuk usaha. Harus ada yang bisa disimpan sebagai cadangan, menurutnya berbisnis pun belum tentu bisa memberikan pemasukan yang tetap seperti saat bekerja menjadi karyawan.
"Kita harus tahu mana yang harus disimpan sebagai cadangan dan mana yang buat bisnis. Jika ada risiko nggak work well, karena semua dana nggak all in dia bisa alokasikan cadangannya buat back up," ungkapnya.