Sanrah Food: Dari Dapur Rumah, Bebek Ungkep & Sambal Hj. Lina Siap Go Internasional
INFO OPPORTUNITY.ID-Bagi banyak orang Indonesia, makan tanpa sambal rasanya memang belum lengkap. Sajian pedas telah menjadi menu wajib dalam hidangan sehari-hari. Di tengah tren gaya hidup serba cepat, kebutuhan akan hidangan yang praktis sekaligus menggugah selera pun semakin tinggi.
Menangkap peluang tersebut, Sanrah Food hadir dengan produk andalan berupa frozen bebek ungkep empuk kaya bumbu, serta aneka sambal siap saji—mulai dari sambal bawang hingga sambal kecombrang. Tanpa repot memasak berjam-jam, penggemar kuliner bisa menikmati rasa autentik khas nusantara yang pedas dan memanjakan lidah kapan saja.
Kisah Sanrah Food bermula pada tahun 2017. Pemiliknya, Lina S. Rahmania, awalnya hanya mengisi waktu luang bersama sang suami setelah pensiun. Berbekal resep dari adiknya yang memiliki usaha restoran bebek, Lina mencoba membuat bebek ungkep frozen dan sambal bawang dari dapur rumahnya. “Saya ini tidak bisa masak, tapi saya suka makan. Kebetulan adik saya punya usaha bebek, jadi saya pakai resep dia. Tidak perlu menciptakan resep sendiri,” ujar Lina.
Respon positif dari lingkungan sekitar membuat Lina yakin untuk menjadikannya bisnis serius. Ia lalu merekrut ibu-ibu sekitar rumah sebagai tim produksi, sembari mengurus legalitas usaha mulai dari izin BPOM hingga sertifikasi halal. “Awalnya hanya dijual ke teman dan kerabat, tapi saya ingin bisnis ini berkembang lebih jauh. Karena itu, semua perizinan saya urus agar produk bisa menembus pasar luas,” ungkapnya.
Keistimewaan bebek ungkep frozen Sanrah Food terletak pada proses perebusan bumbu hingga empat jam. Hal ini membuat rasa gurih dan rempah meresap sempurna, sementara dagingnya tetap lembut dan mudah lepas dari tulang. “Untuk menyantap bebek ungkep ini, konsumen cukup memanaskannya sebentar. Rasanya seperti masakan rumahan, tapi jauh lebih praktis,” katanya.
Kini produk Sanrah Food berkembang, tak hanya bebek, tetapi juga ayam ungkep, burung puyuh, hingga chicken wings. Semua ditawarkan dengan harga Rp60.000–Rp125.000 per kemasan.
Selain lauk frozen, Sanrah Food juga menghadirkan berbagai sambal dengan rasa khas Nusantara. Ada sambal bawang dengan pedas tajam, sambal kecombrang yang aromatik, hingga sambal paru mercon, cumi isi, dan tuna. “Sebetulnya dasar semuanya itu sambal bawang. Dari situ tinggal dikembangkan dengan berbagai isian,” tuturnya.
Produk sambal ini dibanderol sekitar Rp30.000-an per botol/cup, dan kini sudah menembus pasar internasional. Sambal non-daging seperti sambal bawang dan sambal kecombrang telah masuk ke Malaysia dan Singapura, serta bersiap hadir di lima supermarket di Jeddah, Arab Saudi. “Peraturan ekspor ketat membuat sambal berbahan daging belum bisa masuk ke beberapa negara. Tapi sambal bawang dan kecombrang sudah diterima dengan baik,” kata Lina.
Perjalanan Sanrah Food tak lepas dari dukungan Pertamina. Sebagai salah satu mitra binaan, Sanrah Food rutin diajak mengikuti pameran dalam dan luar negeri, sehingga membuka peluang besar untuk memperluas pasar global. “Kesempatan ikut pameran bersama Pertamina membuat produk kami dikenal pembeli dari berbagai negara. Inilah yang mendorong kami terus berinovasi,” tutupnya.
Sanrah Food membuktikan bahwa usaha rumahan bisa tumbuh menjadi bisnis dengan daya saing internasional. Dengan menggabungkan praktisnya frozen food dan sensasi pedas sambal Nusantara, Sanrah Food siap menjadi pilihan masyarakat modern yang ingin tetap dekat dengan cita rasa otentik Indonesia—kapan saja dan di mana saja.