Rumah Makan Spesialis Iga dengan Cita Rasa Terbaik

Berawal dari Hobi menyantap berbagai menu makanan, membawa pria yang akrab disapa Felix ini sejenak terpikir untuk memiliki usaha kuliner. Meski tak memiliki latar belakang sebagai pengusaha restoran atau tata boga, namun tak menyurutkan niat Felix membuka usaha kuliner yang khusus menyajikan menu iga sejak 16 November 2006 yang diberi nama Warung Leko.

“Saya ini seorang arsitek yang doyan makan, makanya tertarik buka usaha kuliner. Awalnya terpikir bikin masakan buntut, karena ibu saya suka memasak buntut. Tapi setelah dipikirkan kembali saya putuskan untuk membuka usaha makanan iga dengan menggunakan bumbu buntut ibu saya,” kenangnya.

Felix meyakini usaha yang dirintisnya memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan, terlebih pada saat itu masih sangat jarang usaha kuliner iga. Walaupun di awal usaha ia pernah hanya memperoleh pemasukan sebesar Rp 75 ribu satu hari, namun dengan keyakinan yang kuat, 2-3 bulan berikutnya usahanya mulai menampakkan hasil yang mulai berkembang.

Salah satu menu yang ditawarkan Iga Sapi Penyet yang masih terbilang menu baru saat itu, sehingga antusiasme masyarakat untuk mencoba begitu besar. Apalagi Iga Sapi Penyet Warung Leko menawarkan citarasa daging iga yang khas dengan trik-trik pengolahan secara khusus, dan juga dari bahan baku  daging. Bumbu-bumbu yang digunakan pun diolah dari berbagai rempah asli Indonesia. Dengan proses pengolahan sedemikian rupa, sehingga bumbu dapat meresap sampai ke dagingnya, ditambah rasa sambal pedas khas Warung Leko, membuat santapan ini semakin nikmat.

Harga yang ditawarkan untuk seporsi Iga Sapi Penyet dihargai Rp 25 ribu. Sementara untuk menu lain seperti Iga Goreng harganya Rp 25 ribu/porsi, Iga+Otot Penyet Rp 25 ribu/porsi, Iga Goreng Tepung Penyet Rp 37 ribu/porsi, Iga+Otot Goreng Tepung Penyet Rp 30 ribu dan Nasi Goreng Iga Rp 20 ribu. Harga tersebut belum termasuk nasi putih Rp 4 ribu dan dan minuman Rp 4,5-9,5 ribu. Rata-rata satu orang makan bisa menghabiskan 35-50 ribu.

“Semuanya menu  menjadi menu favorit di Warung Leko, karena memiliki keunggulan masing-masing,” paparnya.

Tak heran jika dalam waktu setengah tahun saja usahanya sudah mulai dikenal. Satu tahun usahanya berjalan,  Felix  pun mulai mengembangkan usahanya melalui sistem waralaba.

Di tahun 2007, Felix mulai menawarkan kerja sama dengan sistem waralaba yang didahului dengan mengurus legalitas usaha termasuk mendaftarkan merek Warung Leko di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

”Saya tertarik mewaralabakan karena usaha ini memiliki prospek yang besar dan agar bisa berkembang lebih cepat,” ujarnya.

Terbukti, sejak diwaralabakan, saat ini Warung Leko telah memiliki 1 gerai milik sendiri dan 32 gerai milik Terwaralaba dan yang tersebar di berbagai kota besar. Hebatnya lagi, tak ada satu pun gerai yang tutup sejak awal.

 

 

 

 

Video Pilihan dari INFOBRAND TV
DISCLAIMER
Media INFO OPPORTUNITY tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan Kerjasama bisnis.

Member of:

Supported By: