Resto yang Memadukan Cita Rasa Khas Barat  dan Lokal Indonesia

Bisnis di sektor kuliner memang tak ada matinya.  Beragam inovasi menu juga terus dilakukan untuk bisa masuk dan bertahan dalam persaingan. Pasar bisnis kuliner yang sangat luas mendorong para pelaku usaha terus bermunculan.

Tawaran kemitraan kali ini datang dari Waroeng Western besutan Desma Lani bersama sang suami. Berdiri sejak tahun 2013 di sekitar kampus Bina Nusantara (Binus), Jakarta Barat, Waroeng Western mulai menawarkan kemitraan awal tahun ini.

Saat ini Waroeng Western memiliki tiga gerai. Dua gerai milik pusat berada di Jakarta dan satu gerai milik mitra di Pontianak. “Kami berani buka kemitraan karena sudah lima tahun menjalankan bisnis inidan terbukti bisa berkembang. Sistem dan skema bisnis kami juga sudah matang,” ungkap Desma.

Ada dua paket kemitraannnya, yakni Paket Express Rp 99 juta dan Paket Reguler sebesar Rp 126 juta. Dari kedua paket tersebut, fasilitasnya adalah kerjasama franchise selama 5 tahun, peralatan dapur, perlengkapan usaha, seragam 5 karyawan, sistem dan alat kasir, sistem bisnis, media promosi, marketing dan bahan baku.

Perbedaan kedua paket terletak pada luas tempat usaha, jumlah peralatan dapur, menu yang disajikan dan bahan baku. Paket Express tersedia bagi mitra yang punya tempat berupa foodcourt. Sedangkan, paket reguler tempatnya seperti ruko atau bangunan satu lantai. Untuk paket reguler, luas ruang minimal 50 m2.

Waroeng Western menawarkan aneka menu perpaduan kuliner barat dengan citarasa khas Indonesia, seperti steik geprek matah Bali, spaghetti geprek matah, ayam goreng sambal bawang, steik ayam balado+mozarella, steik kari rempah dan lainnya. Ada 30-an menu dengan harga mulai Rp 17.000–Rp 27.000 per porsi.

Dalam sehari perkiraan omzet Waroeng Western Paket Reguler  Rp 3 juta–Rp 5 juta dan Paket Express Rp 2 juta–Rp 3 juta. “Perkiraan omzet tersebut hanya yang makan di tempat, di luar  pesanan katering, pesanan lewat Gofood dan Grabfood. Kami kerjasama layanan pesan antar lewat dua aplikasi itu,” kata Desma.            

Laba bersih berkisar 30%-40%. Desma mengutip biaya royalti sebesar 3% dari omzet per bulan. Mitra juga wajib membeli bumbu dan tepung dari pusat. Perkiraan balik modal mitra maksimal dua tahun.

Video Pilihan dari INFOBRAND TV

Request Information

To learn more about WAROENG WESTERN , request information today!

DISCLAIMER
Media INFO OPPORTUNITY tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan Kerjasama bisnis.

Member of:

Supported By: