Penetrasi Rendah Jadi Tantangan Asuransi Syariah di Indonesia

INFO OPPORTUNITY.ID– Ketua Bidang Riset dan Pengembangan Asuransi Jiwa Syariah Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Yurivanno Gani, menilai rendahnya tingkat penetrasi asuransi di Indonesia masih menjadi tantangan besar bagi perkembangan industri, khususnya asuransi syariah.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa tingkat literasi masyarakat terhadap produk asuransi hanya sebesar 3,3 persen. Angka ini jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga, seperti Malaysia yang sudah mencapai 4,8 persen dan Singapura yang mencapai 9,2 persen.

“Kalau bandingkan sama negara tetangga seperti Malaysia, kita cukup ketinggalan. Malaysia sudah 4,8 persen, Singapura sudah 9,2 persen penetrasinya,” jelas Yurivanno.

Literasi Asuransi Masih Rendah

Menurut Yurivanno, rendahnya literasi masyarakat menjadi pekerjaan rumah besar bagi industri. “Pengetahuan masyarakat mengenai asuransi saja masih rendah, lantas bagaimana dengan asuransi syariah,” ujarnya.

Ia mencontohkan, efektivitas iklan asuransi syariah masih terbatas. Dari sekitar 10 ribu orang yang melihat iklan, hanya sekitar 100 orang yang merespons. “Artinya, awareness masih rendah. Mereka mungkin sudah lihat iklannya, tapi minat dan pemahaman belum terbentuk,” tambahnya.

Yurivanno menilai kondisi ini menunjukkan pentingnya peran agen dalam menjelaskan konsep asuransi syariah kepada masyarakat. Produk asuransi syariah, menurutnya, membutuhkan pendekatan yang lebih rinci agar dipahami dengan benar.

“Jadi itu kenapa memang agen (asuransi) saat ini masih jadi andalan,” tutupnya.

Video Pilihan dari INFOBRAND TV
DISCLAIMER
Media INFO OPPORTUNITY tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan Kerjasama bisnis.

Member of:

Supported By: