Peluang Bisnis Reseller dari Fadlan Batik: Inovasi Monokrom di Tengah Tradisi Pekalongan
INFO OPORTUNITY.ID-Di sebuah sudut Kampoeng Batik Kauman, Pekalongan, semangat melestarikan warisan budaya berpadu dengan inovasi anak muda. Dialah Fadlan Ady Daya, pendiri Fadlan Batik, brand yang dikenal dengan batik monokrom serta sentuhan motif khas burung dan jlamprang. Kisahnya bermula bukan dari rencana besar, melainkan dari langkah sederhana seorang perantau yang kuliah di Semarang.
Dari Perantau Jadi Pengusaha Batik
Saat menempuh studi di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro, Fadlan mulai membawa batik dari Pekalongan untuk dijual kembali. Dari situlah lahir tekad untuk menjadikan batik lebih dikenal luas.
“Sebagai putra daerah asli kota Pekalongan harus bisa membawa batik lebih dikenal. Awalnya saya berjualan dengan cara jadi reseller keluarga, membawa batik dari Pekalongan untuk dijual di Semarang,” ungkap Fadlan.
Keselarasan antara ilmu kebudayaan yang ia pelajari dengan warisan budaya daerah menjadikan langkah awalnya penuh makna.
Transformasi Nama dan Identitas Usaha
Usaha yang mulanya bernama Oemahmuslimah, berfokus pada busana muslim, bertransformasi pada 2012 menjadi Fadlan Batik.
“Awalnya bernama Oemahmuslimah, menjual beragam fashion. Lalu pada 2012 saya ubah menjadi Fadlan Batik supaya mudah diingat, sekaligus lebih fokus pada batik,” jelasnya.
Sejak itu, brand ini berfokus menghadirkan batik dengan ciri khas monokrom dan motif khas yang membedakannya dari batik Pekalongan pada umumnya.
Inovasi: Monokrom dan Motif Burung
Jika batik Pekalongan lekat dengan warna cerah, Fadlan justru menghadirkan batik hitam putih. Motif fauna, terutama burung, hingga motif klasik jlamprang menjadi identitas yang ia padukan dengan kreativitas baru.
“Ciri utama produk Fadlan Batik adalah warnanya monokrom hitam putih, dengan motif hewan seperti burung. Selain itu, motif jlamprang tetap kami hadirkan baik pada batik tulis, cap, maupun kombinasi,” paparnya.
Perpaduan tradisi dan inovasi membuat Fadlan Batik memiliki daya tarik unik.
Menjawab Tantangan Pasar dengan Strategi Reseller
Gempuran batik printing murah dari luar negeri menjadi tantangan besar bagi industri batik lokal. Namun Fadlan menjawabnya dengan strategi pemasaran yang membidik generasi muda.
“Tantangan terbesar adalah batik printing yang harganya sangat murah. Strategi kami yaitu menciptakan model sesuai tren anak muda, aktif di media online, serta menjalin kerjasama dengan pusat perbelanjaan seperti SOGO Central Park,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Fadlan juga membuka peluang luas bagi masyarakat untuk ikut berjualan. Ia membangun sistem reseller yang melibatkan anak-anak muda sebagai bagian dari timnya.
“Kami melibatkan anak-anak muda menjadi reseller. Jadi, setiap ada produk yang laku, mereka langsung mendapatkan keuntungan,” tambahnya.
Harmoni dengan Alam dan Lingkungan
Selain peluang bisnis, Fadlan Batik juga menaruh perhatian pada aspek keberlanjutan. Ia memproduksi batik dengan pewarna alami dari indigo, jolawe, buah salak, hingga rumput.
Lebih jauh, ia menggandeng para pengrajin lokal di Kampoeng Batik Kauman. Produk mereka ikut dipasarkan bersama Fadlan Batik, sehingga dampaknya bisa langsung dirasakan masyarakat.
Batik Sebagai Peluang dan Kebanggaan
Visi Fadlan jelas: batik bukan hanya pakaian tradisional, melainkan bagian dari gaya hidup modern. Dari reseller mahasiswa hingga etalase digital, dari kain warna alam hingga produk di pusat perbelanjaan modern, Fadlan Batik membuka jalan baru bagi batik Pekalongan untuk terus hidup.
Dengan produk andalan seperti kain encim batik tulis dan sarung batik, Fadlan Batik terus berinovasi sekaligus menghadirkan peluang usaha bagi siapa pun yang ingin ikut memasarkan.
“Batik bukan sekadar kain, batik adalah identitas dan kebanggaan,” tutup Fadlan.