Pasutri ini Sukses Kembangkan 300 Gerai Martabak Pandawa

Ketika Jeli melihat peluang sekecil apapun, karena kalau bisa mengelola dan memanfaatkannya dengan baik tentu akan menjadi besar.

Itulah  yang menjadi dasar bagi pasangan suami istri, Bhima Chandra Indraswara  Normalita Erviana  dalam memulai usaha martabak manis. Bahkan karena kejelian melihat peluang dan ketelatenan menjalankan usaha, mereka sukses mengembangkan jaringan bisnis Franchise yang kini telah mencapai total sekitar 300 outlet.

"Total yang aktif saat ini sekitar 300 outlet. Kami sudah ada di Jawa Timur, Jawa Barat, dan terbanyak di Jawa Tengah. Nanti berkembangnya waktu, permintaan dari luar Jawa akan kami penuhi," ujar Bhima.

Bhima menuturkan, bisnis martabak Pandawa sendiri telah ia mulai sejak tahun 2017 lalu. Awalnya, ia merupakan penyuka martabak manis. Namun karena lebih banyak membeli, ia akhirnya berpikir untuk membuat dan membuka sendiri usaha dengan melihat peluang yang ada.

Ia kemudian coba-coba membuat resep. Menurutnya, ia membutuhkan waktu lebih dari 8 bulan untuk kemudian menemukan resep martabak yang pas sesuai keinginannya.

"Saya coba-coba bikin resep 8 bulan itu pada akhirnya trial error di opening pertama. Outlet saya saat itu juga masih belum terlalu sempurna untuk resepnya. Sambil berjalan, kami memperbaiki. Akhirnya bisa punya dua outlet dan di situ punya resep final," ungkapnya.

Saat itulah usaha Bhima kian melejit. Bhima yang merupakan pegawai bank itu berkolaborasi dengan istrinya untuk mengembangkan usaha menjadi bisnis franchise.

Menurutnya, saat itu banyak pelanggan dan temannya yang merasa cocok dengan rasa martabak Pandawa sehingga menyarankan dia untuk membuka franchise.

Benar saja, kata dia, selama lima tahun berjalan ini banyak yang tertarik untuk bermitra dengan bisnis martabak Pandawa bahkan telah ekspansi hingga luar Jawa Tengah.

"Kebetulan saya full di kantor. Selama itu Ada istri yang menghandel operasional, ekspansi, dan juga beberapa opening cabang baru," ungkapnya.

Terkait keunikan Martabak Pandawa, Bhima menuturkan, dibuat dengan cara yang berbeda. Jika biasanya dalam membuat martabak ditunggu sampai adonan mengembang, martabak Pandawa tidak demikian. Menurutnya, proses pembuatan langsung ke tahap selanjutnya sebab resep yang berbeda.

Selain itu, martabak Pandawa memiliki jangka kadaluwarsa yang lebih panjang dibandingkan martabak manis pada umumnya. Martabak manis pada umumnya, kata dia, maksimal satu hari sudah terlihat mulai mengeras. Namun martabak Pandawa, dikatakan bisa bertahan sampai lima hari.

"Martabak kami bisa lima hari lima malam. Di suhu ruangan masih tetap enak dan layak konsumsi, itu sudah kami coba dan varian martabak manis kami ada 3, yaitu reguler kotak, martabak gulung atau roll, dan martabak pizza yang kami bagi dua yaitu pizza reguler dan premium," terangnya.

Sementara itu ia menambahkan, waralaba martabak Pandawa sendiri ada beberapa pilihan paket. Pilihan tersebut yakni paket Rp 25 juta lengkap tanpa booth Rp 30 juta lengkap dengan booth dan bahan bakunya sebanyak 200 adonan dan paket kontainer senilai Rp 35 juta dapat bahan lengkap peralatan lengkap serta paket outlet Rp 80 juta yang merupakan paket kios lengkap dengan set dekorasi.

Ada pula paket master franchise Rp 100 juta. Paket Rp 100 juta ini seperti anak cabang, namun mengelola satu kota atau satu kabupaten.

"Dengan adanya franchise ini saya lebih banyak mitra dari berbagai kalangan yang mungkin mereka lebih pandai dalam berjualan, promosi, dan lainnya.

Di situ akan terjadi kolaborasi yang luar biasa sehingga saya bisa lebih banyak menjangkau konsumen, daerah, dan outlet. Tentunya dengan kolaborasi akan menjadi lebih kuat untuk operasional dan keberlangsungannya," tutupnya.

 

Video Pilihan dari INFOBRAND TV
DISCLAIMER
Media INFO OPPORTUNITY tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan Kerjasama bisnis.

Member of:

Supported By: