Minat Bisnis Fried Chicken? Begini Syarat, Biaya & Keuntungan Franchise d'BestO

FRANCHISEGLOBAL.COM- Olahan ayam seperti fried chicken banyak digemari masyarakat Indonesia. Harganya yang relatif terjangkau dan sajiannya yang bisa dinikmati semua kalangan, membuat makanan ini jadi pilihan banyak orang. Tak ayal jika penjual fried chicken dari mulai kaki lima hingga restoran menjamur di penjuru Nusantara.

Kepopuleran makanan fried chicken tentunya menjadi peluang yang bagus bagi kalian untuk berbisnis. Tak perlu membangun bisnis dan melakukan branding dari nol, kini banyak pilihan franchise atau waralaba merek fried chicken, salah satunya d'Besto.

D'BestO merupakan restoran cepat saji yang didesain untuk keluarga Indonesia, yang mengidamkan pengalaman kuliner fried chicken dan burger lezat. Mengusung konsep berbeda dibandingkan dengan pesaing dari merek luar negeri yang umumnya menyasar segmen restoran, d’BestO justru fokus untuk menyediakan menu fried chicken dalam konsep mini resto.

Olahan ayam seperti fried chicken banyak digemari masyarakat Indonesia. Harganya yang relatif terjangkau dan sajiannya yang bisa dinikmati semua kalangan, membuat makanan ini jadi pilihan banyak orang. Tak ayal jika penjual fried chicken dari mulai kaki lima hingga restoran menjamur di penjuru Nusantara.

Kepopuleran makanan fried chicken tentunya menjadi peluang yang bagus bagi kalian untuk berbisnis. Tak perlu membangun bisnis dan melakukan branding dari nol, kini banyak pilihan franchise atau waralaba merek fried chicken, salah satunya d'Besto.

 

D'BestO merupakan restoran cepat saji yang didesain untuk keluarga Indonesia, yang mengidamkan pengalaman kuliner fried chicken dan burger lezat. Mengusung konsep berbeda dibandingkan dengan pesaing dari merek luar negeri yang umumnya menyasar segmen restoran, d’BestO justru fokus untuk menyediakan menu fried chicken dalam konsep mini resto.

Untuk menyiasati kondisi tersebut, mereka berinisiatif untuk menempel profil keduanya sebagai dokter hewan di setiap outlet d’BestO, agar konsumen percaya bahwa ayam yang mereka jual bebas dari flu burung, sekaligus memberikan edukasi kepada konsumen akan keamanan produk yang dijual.

 

Akhirnya, pada 2009, KUFC melahirkan merek dagang (brand) d'BestO Chicken & Burger yang kini telah berkembang di berbagai kota seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bandung, Surabaya, Mataram, Padang dan Lampung.

Dengan berfokus pada segmen mini resto, pada 2021, d’BestO berhasil melebarkan sayap hingga memiliki hampir 300 outlet yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, hingga Sumatra Barat.                           

 Menu andalan di d'Besto tentunya ialah fried chicken atau ayam goreng tepung. Tapi, banyak juga yang menyukai menu burger, dan turunannya seperti sayap ayam saus pedas atau yang disebut Sadas. Harga makanan yang ada di restoran berwarna merah dan kuning itu berkisar dari Rp9.000 hingga Rp14.000. Menu-menu paket dibanderol seharga Rp15.000 hingga Rp22.000.

Corporate Secretary d’BestO Wahyu Pambudi mengatakan ada beberapa strategi yang diupayakan pihaknya untuk tetap bisa mempertahankan sekaligus mengembangkan d'BestO meski ditempa beberapa periode menantang. Dari krisis moneter, wabah flu burung, hingga pandemi. Salah satunya ialah jeli melihat segmen pasar.

Di Indonesia, sudah banyak franchise yang menjadikan fried chicken sebagai menu utama. Namun, Wahyu mengatakan d’BestO justru melihat ada sektor yang belum terjamah yakni outlet fried chicken yang terjangkau dan bisa dinikmati berbagai kalangan, memiliki rasa yang lezat, konsisten, dan bersertifikasi MUI.

 

“Intinya, produk yang kita jual pasti ada waktunya akan sama atau mirip dengan kompetitor. Namun, selalu ada jalan untuk menemukan celah yang bisa kita maksimalkan,” ujarnya dalam keterangan resminya.

 

Di samping itu, inovasi merupakan salah satu hal penting bagi keberlangsungan suatu bisnis. Akan tetapi, jika tidak dilakukan dengan hati-hati, fokus pada inovasi juga berpeluang membuat pengeluaran membengkak. Untuk menyiasatinya, d’BestO memilih untuk fokus berinovasi dengan memaksimalkan bahan baku yang telah ada. Misalnya, agar konsumen tidak bosan, d’BestO selalu mengeluarkan menu baru setiap tiga-empat bulan sekali.

 “Selain efisiensi, inovasi menggunakan bahan baku yang sudah ada juga memungkinkan kami untuk fokus pada keunggulan kami, yakni aneka produk fried chicken, burger, dan turunannya,” kata Wahyu.

                                                                                                                                       

Video Pilihan dari INFOBRAND TV
DISCLAIMER
Media INFO OPPORTUNITY tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan Kerjasama bisnis.

Member of:

Supported By: