Meracik Rasa, Menembus Pasar Digital: Kisah Sukses Sambal Nagih Bangkit dari Dapur Rumah

INFO OPPORTUNITY.ID— Sambal bukan sekadar pelengkap di meja makan. Bagi banyak orang Indonesia, sambal adalah identitas, kenangan, dan cinta pada rasa rumah. Di tengah derasnya arus kompetisi industri kuliner, muncul satu nama yang berhasil mencuri perhatian lewat kesederhanaan yang otentik: Sambal Nagih.

Dibangun dari dapur kecil oleh pasangan muda berusia 28 tahun, Anita Hartati dan sang suami, Sambal Nagih menjelma menjadi salah satu pelaku usaha mikro yang berhasil menembus pasar digital nasional melalui Shopee. Berawal dari berjualan ayam geprek rumahan, siapa sangka sambal buatan mereka justru menjadi bintang utama.

“Awalnya sambal hanya pelengkap, tapi justru itu yang dicari pelanggan. Dari situ, kami mulai berpikir bagaimana agar sambal ini bisa dinikmati lebih luas,” ujar Anita.

Tanpa latar belakang bisnis dan modal besar, keduanya mengandalkan insting rasa dan keyakinan untuk mulai. Berbekal resep rumahan yang dulu dibuat saat masa pacaran, mereka mengemas sambal dalam toples-toples bersegel dan merambah Shopee sejak 2019.

Transformasi digital pun membawa perubahan besar. Seiring waktu, Sambal Nagih berkembang menjadi brand dengan berbagai varian sambal khas, mulai dari Sambal Matah, Cakalang, Roa, Terasi, Cumi, Cabe Ijo, hingga Sambal Bawang yang jadi favorit. Bahkan produk pendamping seperti kremes ayam juga laris manis di marketplace.

“Shopee bukan sekadar tempat jualan, tapi ruang belajar. Kami pelajari cara branding, marketing, hingga pengemasan yang aman,” tambah Anita.

Kiprah Sambal Nagih di Shopee semakin kuat lewat partisipasi aktif dalam kampanye seperti Big Ramadan Sale 2025. Hasilnya, omset meningkat lebih dari tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Fitur interaktif seperti Shopee Live juga dimanfaatkan untuk membangun kepercayaan pelanggan, menjawab langsung pertanyaan, dan menunjukkan proses packing.

Sikap konsisten terhadap kualitas menjadi kunci utama. Dari pemilihan bahan, rasa, hingga detail pengemasan, semua dilakukan secara teliti. Toples dilengkapi segel, dikemas dalam kardus menarik, dan dibungkus bubble wrap, menjadikan produk layak sebagai buah tangan.

Tak hanya soal rasa, Anita menyebut Sambal Nagih adalah bentuk keberanian anak muda dalam merawat budaya lewat cara yang relevan. Ia ingin menginspirasi generasi muda bahwa dari keterbatasan pun bisa lahir peluang, selama ada kemauan untuk terus belajar.

“Kita tidak harus menciptakan sesuatu yang baru. Kadang, cukup membungkus ulang apa yang kita cintai sejak kecil, seperti sambal, dengan cara yang lebih modern,” tuturnya.

Kini, Sambal Nagih tak sekadar menjual produk, tapi membawa cerita tentang semangat, keluarga, dan kekuatan lokal yang tak lekang oleh zaman. Sebuah bukti bahwa sambal, bisa menjadi jalan menuju cita rasa kesuksesan.

Video Pilihan dari INFOBRAND TV
DISCLAIMER
Media INFO OPPORTUNITY tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan Kerjasama bisnis.

Member of:

Supported By: