Menyeruput Cuan Bisnis Kopi Khas Negeri Jiran dengan Konsep Resto
Bisnis kedai kopi satu ini masuk di Indonesia sejak 2011 lalu. Dibawah bendera PT Indo Bangi Kopitiam, Franchise asal negeri jiran Malaysia ini sudah meramaikan persaingan usaha kedai kopi di Indonesia dengan membuka gerai pertamanya di daerah Pesanggrahan, Jakarta Barat. Kini Bangi Kopitiam telah memiliki 75 outlet di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.
Peter Halim, Direktur PT Indo Bangi Kopitiam mengatakan, kuncinya mempertahankan kualitas dari produk serta inovasi-inovasi pada produk serta cepat tanggap kepada kebutuhan customer. Peter mengungkapkan, kekuatan konsep bisnis Bangi juga menjadi keunggulan tersendiri.
“Konsep bisnis kami adalah kedai kopi tradisional yang dikemas secara modern, yang dipadukan dengan konsep restaurant. Selain itu, keunggulan dari Bangi dari pada kompetitor adalah keunggulan varian menu,” katanya.
Menurutnya, sampai saat ini begitu banyak produk Bangi yang menjadi favorit para customer nya. Salah satunya malaka toast, nasi lemak, mienkari, sup buntut dan sebagainya. Soal harga di Bangi Kopitiam sendiri relatif terjangkau, mulai dari Rp 28 ribu hingga Rp 100 ribu.
Sampai kini, kata Peter, persepsi konsumen indonesia terhadap Bangi, mereka menganggap Bangi adalah Brand kopi yang memiliki varian makanan yang cukup banyak diluar menu minuman kopi sendiri. “Bangi dianggap oleh mereka sebagai rumah kedua bagi kebanyakkan customer kami,” ungkapnya.
Untuk menjaga bisnis ini agar bisa sustain, Peter terus memberikan support kepada franchisee secara maksimal. Sebab, dalam mengembangkan bisnis ia tidak hanya menganggap franchisee sebagai konsumen saja, tapi juga sebagai mitra dan partner kerja. “Kami sangat intens membangun hubungan dengan franchisee kami. Karna kami tidak bsa me-mainten begitu banyak cabang kami tanpa disupport oleh franchisee kami,” bebernya.
Berbicara mengenai investasi, Bangi Kopitiam menawarkan satu paket franchise dengan investasi Rp 1,17 miliar. Investasi itu sudah termasuk kontrak kerjasama lima tahun, perlengkapan restoran seperti meja dan kursi, peralatan masak, izin usaha, dan lain-lain.
Selain itu Franchisee hanya tinggal menyediakan tempat minimal 150 m2, untuk peralatan dan dekorasi semua pihak pusat yang persiapkan, sehingga franchisee sudah siap untuk opening.
Selanjutnya franchisee hanya perlu membeli bahan baku berupa kopi bubuk dan bumbu untuk menu makanan dengan harga mulai dari puluhan ribu sampai ratusan ribu dengan minimal pembelian Rp 2 juta dan ongkos kirim ditanggung pihak pusat. Franchisee juga dikenakan royalty fee sebesar 5% dan promotion fee 2% dari omset yang dibayarkan setiap bulan terhitung sejak bulan pertama membuka gerai.
Bangi Kopitiam menargetkan franchisee meraup omset sebesar Rp 100 juta per tahun. Setelah dikurangi biaya pembelian bahan baku, biaya operasional, royalty fee sebesar 5% dan promotion fee 2%, maka Terwaralaba akan mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp 48,75 juta atau 48% dari omset.