Menparekraf Teuku Riefky Dorong Gig Economy Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Kreatif
INFO OPPORTUNITY.ID– Menteri Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Teuku Riefky Harsya menegaskan komitmennya dalam memperkuat ekosistem gig economy, sebuah pola kerja berbasis proyek jangka pendek yang ditopang platform digital. Dukungan ini menjadi bagian dari paket stimulus ekonomi 2025 yang terdiri atas delapan program akselerasi, dilanjutkan dengan empat program di 2026, serta lima program unggulan pemerintah untuk memperluas lapangan kerja.
Dalam Rapat Koordinasi Finalisasi Paket Ekonomi 2025 dan Penyerapan Tenaga Kerja yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartanto, Riefky menekankan bahwa industri kreatif tidak bisa dilepaskan dari gig economy. Dukungan diberikan sejak tahap ide, produksi, distribusi, konsumsi, hingga perlindungan kekayaan intelektual.
“Kami juga menjalin kolaborasi dengan kementerian dan lembaga lain, termasuk Pemprov DKI Jakarta, untuk menggelar pelatihan dasar kewirausahaan,” jelas Riefky.
Program Akselerasi 2025: Fokus di Jakarta
Salah satu agenda utama Kemenparekraf adalah Program Perkotaan di DKI Jakarta yang dijadikan pilot project. Program ini bertujuan meningkatkan kualitas kawasan permukiman sekaligus menyediakan wadah bagi para pekerja gig economy.
Kemenparekraf berperan dalam mengaktivasi co-working space dengan empat fokus utama:
-
Pelatihan keterampilan digital: mulai dari desain grafis (Adobe/Canva), produksi musik digital, pembuatan konten kreatif, hingga voice over.
-
Pendampingan pembiayaan: mencakup penyusunan proposal bisnis, mitigasi risiko, hingga business matching.
-
Akses pasar: meliputi pelatihan digital marketing, pemanfaatan platform daring, serta perlindungan hak kekayaan intelektual.
-
Kewirausahaan dasar: berupa pelatihan model bisnis, laporan keuangan, dan manajemen proyek.
Potensi Ekonomi Kreatif
Saat ini, jumlah tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif diperkirakan mencapai 26,5 juta orang. Dari jumlah tersebut, sekitar 52 persen merupakan generasi muda yang sudah akrab dengan teknologi digital. Dalam lima tahun terakhir, sektor ini tumbuh antara 1–2,5 juta tenaga kerja baru.
“Dengan kondisi tersebut, ekonomi kreatif jelas memiliki peran besar dalam menyerap tenaga kerja, terutama di perkotaan,” ujar Riefky.
Ia menambahkan, Kemenparekraf turut berkontribusi pada indikator kinerja utama perekonomian nasional, mulai dari pertumbuhan PDB, nilai ekspor, investasi, hingga tenaga kerja. “Kami optimistis target RPJMN yang ditetapkan Bappenas dapat tercapai dengan sinergi lintas kementerian,” katanya.
Ekspansi ke Daerah
Selain Jakarta, pemerintah juga menargetkan pengembangan co-working space dan ekosistem gig economy di sejumlah wilayah prioritas seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Kepulauan Riau.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung turut menyampaikan dukungannya. Ia menekankan pentingnya placemaking di kawasan Glodok, Kota Tua, dan Pasar Baru, serta revitalisasi pasar tradisional. “Fasilitasi co-working space akan menjadi ruang tumbuh bagi pelaku gig economy. Dengan langkah ini, kami optimistis Jakarta dapat berkembang lebih baik,” ujarnya.
Stimulus Ekonomi 2025
Selain mendukung gig economy, paket stimulus ekonomi tahun depan juga meliputi program magang bagi 20 ribu lulusan baru, insentif PPh 21 DTP untuk sektor pariwisata dan padat karya, bantuan pangan, perlindungan JKK–JKM bagi pekerja transportasi daring, program perumahan pekerja, padat karya tunai, deregulasi perizinan, serta sejumlah program penyerapan tenaga kerja lainnya.
Hadir dalam rapat tersebut antara lain Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Ketenagakerjaan Yassierli, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Menteri PKP Maruarar Sirait, Menteri Koperasi Ferry Juliantono, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Pramudya Iriawan Buntoro, serta perwakilan dari Bappenas, Kementerian Perhubungan, KKP, dan Badan Gizi Nasional.