Menjadi Ibu di Era Modern: Antara Harapan, Tekanan, dan Pentingnya Dukungan Menyeluruh
INFO OPPORTUNITY.ID-Percakapan mengenai perjalanan menjadi ibu selalu mencuri perhatian, terutama menjelang peringatan Hari Ibu. Di tengah hangatnya apresiasi terhadap sosok ibu, terdapat realita bahwa proses menuju dan menjalani peran ini tidak selalu mulus. Jennyfer, M.Psi., Psikolog Klinis Dewasa, mengungkapkan bahwa generasi ibu masa kini—khususnya Gen Z—lebih berani menyuarakan pergulatan batin mereka. Namun keterbukaan ini justru beriringan dengan derasnya arus informasi di media sosial yang kerap memunculkan standar idealisasi ibu yang sulit dipenuhi. Kombinasi keduanya membuat sebagian ibu mudah merasa kewalahan.
Data Cek Kesehatan Gratis (CKG) dari Kementerian Kesehatan RI pada Oktober 2025 menunjukkan bahwa 8,5% ibu hamil di Indonesia berpotensi mengalami depresi, atau delapan kali lebih tinggi dibanding populasi dewasa umum. Angka ini mengindikasikan bahwa di balik senyum dan unggahan penuh kebahagiaan, ada banyak ibu yang sebenarnya sedang berjuang secara diam-diam.
Menurut Jennyfer, para ibu sebenarnya bukan hanya membutuhkan informasi tentang pola asuh atau kehamilan, tetapi juga emotional validation—perasaan dimengerti, dihargai, dan tidak dihakimi. Ia menegaskan bahwa campuran rasa bahagia, takut, haru, cemas, maupun sedih adalah bagian normal dari perjalanan ini. “Tidak harus selalu kuat. Yang penting adalah merasa diterima dengan segala prosesnya,” ujarnya.
Lebih jauh, Jennyfer menambahkan bahwa peran ayah kini tidak lagi sebagai figur pendukung semata, tetapi berkembang menjadi co-parent yang ikut terlibat secara emosional dan praktis. Lingkungan yang suportif—pasangan, keluarga, hingga komunitas—berpengaruh besar dalam menurunkan stres dan risiko baby blues.
Kesehatan Emosional dan Nutrisi: Dua Fondasi yang Tidak Bisa Dipisahkan
Di luar aspek psikologis, kesehatan ibu juga berkaitan erat dengan pemenuhan nutrisi. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat bahwa hampir 30% ibu hamil mengalami anemia, dan sekitar 17% berisiko Kurang Energi Kronik (KEK). Kondisi ini bukan hanya berdampak pada ibu, namun juga proses perkembangan janin dan kualitas kehamilan.
Penelitian yang dimuat dalam Medical Journal of Indonesia tahun 2017 turut menemukan bahwa sekitar 80% ibu hamil belum mendapatkan asupan protein harian yang optimal. Padahal, protein merupakan komponen penting untuk pembentukan jaringan tubuh ibu dan bayi, memengaruhi energi, sistem imun, serta kestabilan suasana hati.
dr. Muhammad Fadli, Sp.OG., menjelaskan bahwa kebutuhan nutrisi ibu bersifat dinamis dan berubah mengikuti fase yang dijalani—mulai dari persiapan kehamilan, trimester kehamilan, hingga masa menyusui. Setiap fase memiliki kebutuhan berbeda yang tidak bisa disamakan antara satu ibu dengan lainnya. Pemenuhan nutrisi yang tepat juga berperan dalam menekan risiko bayi lahir prematur maupun Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Selain itu, nutrisi yang tepat membantu ibu menghadapi tantangan fisik, termasuk gejala morning sickness pada trimester awal. Kombinasi protein dan vitamin tertentu seperti Vitamin B6 diketahui membantu mengurangi rasa mual sehingga ibu tetap dapat beraktivitas dengan nyaman.
Prenagen Hadir sebagai Teman Perjalanan Menjadi Ibu
Perjalanan menjadi ibu tidak hanya dimulai ketika janin hadir, tetapi bahkan sejak fase perencanaan. Di momentum tersebut, nutrisi seperti Asam Folat dan Protein menjadi “investasi awal” bagi kualitas sel telur dan kesiapan tubuh calon ibu.
Sebagai pendamping yang telah hadir lebih dari 40 tahun, Prenagen menawarkan rangkaian nutrisi lengkap yang dirancang khusus untuk kebutuhan ibu pada setiap fase: program hamil, kehamilan, dan menyusui. Lewat kampanye #SiapaTakutJadiIbu, Prenagen juga mendorong terciptanya ruang percakapan yang lebih jujur dan hangat mengenai motherhood—bahwa menjadi ibu adalah perjalanan penuh cinta, tetapi tidak wajib dijalani sendirian.
Junita, Business Group Manager Prenagen, menyampaikan bahwa setiap ibu memiliki caranya sendiri. “Tidak ada standar tunggal untuk menjadi ibu yang baik. Cukup jalani versi terbaik dari diri sendiri. Yang terpenting adalah ibu merasa didukung—oleh pasangan, keluarga, maupun lingkungan,” jelasnya.
Untuk mendukung ibu modern dengan mobilitas tinggi, Prenagen juga menghadirkan Prenagen UHT dalam kemasan praktis siap minum, tetap dengan kandungan nutrisi lengkap, Low Fat dan Less Sugar, sehingga kebutuhan nutrisi harian tetap terpenuhi kapan pun dan di mana pun.
Penutup: Ibu Tidak Harus Sempurna, Cukup Bahagia dan Didukung
Menjadi ibu bukanlah kompetisi. Tidak ada garis finish, tidak ada nilai rapor, dan tidak ada standar tunggal yang harus dipenuhi. Yang dibutuhkan hanyalah ruang aman, pemahaman, dukungan, serta tubuh dan hati yang terawat. Dengan keseimbangan antara kesiapan mental, fisik, emosional, dan nutrisi, perjalanan menjadi ibu dapat dijalani dengan lebih tenang dan bermakna.
Hari Ibu bukan hanya tentang selebrasi, tetapi juga pengingat bahwa setiap langkah seorang ibu layak diapresiasi—termasuk langkah-langkah kecil yang tidak terlihat.


