Mencicip Gurih Laba Bakso dengan Cita Rasa Khas Nusantara
Malik Al Fattaah merintis usaha Bakso Ngangenin sekitar tahun 10 tahun yang lalu, tepatnya pada 11 Mei 2011. Usaha yang diawali dari sebuah kios ukuran 2,5 x 4 meter menggunakan gerobak kayu ini sukses menjadi salah satu usaha franchise yang diminati banyak investor.
Malik mengawali usahanya berlokasi di pinggiran kota Jakarta, tepatnya di desa Cipenjo, Pasir Angin, Cileungsi, Bogor. “Waktu itu saya masih berprofesi militer. Saya memilih usaha ini karena simple, tidak membutuhkan tempat yang besar, tidak membutuhkan modal awal yang besar, dan disukai semua kalangan baik tua, muda, anak-dewasa, disukai semua suku di Indonesia, laki-laki maupun perempuan,” jelas Malik yang baru saja pensiun pada Januari 2019.
Tantangan membangun usaha kuliner bakso ini menurut pria kelahiran Banyumas, 18 September 1976 adalah mempertahankan operasional tetap sesuai SOP, terutama karena faktor skill SDM yang kurang sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Dan juga pengembangan produk agar kontinuitas tetap terjaga serta mempunyai ciri khas/keunikan tersendiri.
“Bakso Ngangenin, nama ini tercipta dari kondisi perasaan yang puluhan tahun saya alami/rasakan, yaitu latar belakang saya yang dulu berprofesi sebagai militer, sering terpisahkan dengan keluarga karena tugas. Perasaan kangen dengan orang-orang yang disayangi selalu menghinggapi, sehingga waktu mencari nama usaha buat bakso muncullah ide nama Bakso Ngangenin,” jelas pria yang hobi travelling dan off road.
Dalam kurun waktu 9 tahun, kini Bakso Ngangenin sudah ada 6 outlet yaitu di Bandung ada 3 outlet yang berlokasi di Mekarwangi, Kopo, Kopo Permai Indah, di Bogor 2 outlet Cileungsi dan Klapanunggal) , di Bekasi satu outlet yaitu di Kranggan, dengan total karyawan sekitar 50 orang.
Modal utama usahanya adalah semangat. Hanya dengan modal gerobak kayu kecil dan kios kecil dengan modal awal sekitar Rp15 juta. “Perjalanan awal selama 2 tahun pertama saya mengalami jatuh bangun, hanya bisa operasional/berjalan tanpa ada keuntungan, karena waktu itu ilmunya masih sedikit sekali sehingga banyak melakukan kesalahan. Baru mulai menikmati ada keuntungan setelah tahun ketiga,” kenang Malik.
Bakso Ngangenin memiliki keistimewaan dibandingkan kuliner bakso lainnya. Bakso bercitarasa nusantara ini memiliki bentuk dan rasa yang khas sehingga cocok untuk semua kalangan.
“Hal ini juga dilatarbelakangi riwayat saya yang dulunya adalah seorang militer. Saya sudah bertugas hampir ke seluruh Nusantara dan kebetulan salah satu hobi saya adalah kuliner. Keragaman menu-menu yang ada di seluruh Nusantara ingin saya sajikan dalam kuliner bakso,” jelasnya.
Menu Bakso Ngangenin ada sekitar 20 menu seperti Bakso Rendang Padang, Bakso Konro Makasar, Mie Rendang dan sebagainya. Untuk saat ini menu unggulannya adalah Bakso Rendang dan Bakso Konro.
Selain memasarkan di outlet, Bakso Ngangenin juga melayani penjualan online (Grabfood, Gofood, Market Place). Usaha Bakso Ngangenin berkembang pesat karena memiliki cita rasa yang tinggi dan terjangkau segmen pasar yang dituju, mempunyai ciri khas/keunikan dibandingkan produk lain sejenis, kemasan menarik, pelayanan yang baik, konten promosi atau iklan yang menarik dan kekinian serta berbeda dengan yang lain.
Tak heran jika sampai dengan saat ini konsumennya hampir dari seluruh penjuru tanah air. “Untuk dine in sampai kisaran jarak 50 km dari outlet, terutama weekend dan hari libur karena dijadikan destinasi wisata kuliner. Kalau yang online bisa sampai luar kota dan luar Jawa. Banyak juga konsumen yang tinggal di luar kota pada saat ada keperluan pergi ke Jakarta menyempatkan diri menyantap kuliner Bakso Ngangenin,” terangnya.
Menurut Malik dalam membangun bisnis sebaiknya mengetahui dengan detail bidang bisnis yang akan kita geluti dengan segala aspeknya (Produksi, Marketing, Operasional, Keuangan, Sumber Daya Manusia). Di era digital seperti sekarang peran medsos juga sangat berpengaruh, sehingga marketing Bakso Ngangenin lebih banyak menggunakan online/medsos dengan akun IG @bakso_ngangenin. Kini dalam sebulan untuk penjualan satu outlet Bakso Ngangenin per hari bisa menghabiskan daging sekitar 65 kg.
Malik mengalami masa-masa sulit menjalankan usaha Bakso Ngangenin dalam 3 sesi, yaitu 2 (dua) tahun awal merintis usaha (start up), awal pengembangan usaha (scale up), dan sesi mengubah diri dari yang tadinya profesi Pegawai Negeri/TNI terima gaji (zona nyaman) menjadi seorang pengusaha.
Kini di masa pandemi Corona, usahanya juga terdampak, namun demikian dengan adaptasi terhadap permintaan pelanggan berupa bakso kemasan, dampak pandemi bisa diminimalisir sehingga sampai dengan saat ini Bakso Ngangenin masih bisa tetap beroperasional.
Bakso Ngangenin berkembang pesat tak lepas dari sistem kemitraan/franchise yang meraih sukses. Dari 6 outlet, sebanyak 3 outlet di Bandung merupakan milik franchisee. Syarat menjadi franchisee Bakso Ngangengin adalah investasi Rp 170 juta di luar tempat.
“Syarat secara spesifik tidak ada. Calon mitra harus punya passion/pengetahuan tentang kuliner/pernah menjalani kuliner,” jelasnya.
Untuk tetap eksis, Bakso Ngangenin selalu menjaga kualitas produk/konsistensi, melakukan pengembangan produk, pelayanan, tempat sesuai dengan perkembangan selera konsumen, dan melakukan promosi yang kekinian.