Kopi Kintamani, Potensi Emas Bali yang Butuh Transformasi Menuju Pasar Premium Dunia

INFO OPPORTUNITY.ID-Dari dataran tinggi Bali, harum kopi khas dengan sentuhan aroma citrus yang segar menyeruak dari cangkir kopi Arabika Kintamani. Rasa unik itu bukan kebetulan, melainkan hasil tumpangsari antara pohon kopi dan pohon jeruk yang tumbuh berdampingan — di mana jeruk berfungsi sekaligus sebagai pelindung alami tanaman kopi.
Reputasi kopi Kintamani tak hanya menggoda lidah para penikmat dalam negeri. Di pasar global, namanya juga harum sebagai salah satu kopi terbaik Indonesia. Sejak 2008, kopi ini telah mendapatkan Indikasi Geografis (IG), pengakuan resmi atas keunikan asal dan karakteristiknya.
Kini, sekitar 6.791 petani menggarap hampir 6.000 hektare lahan di kawasan Kintamani, dengan produksi mencapai 3.000 ton per tahun. Namun, perjalanan menuju pasar ekspor yang stabil dan berkelanjutan belum sepenuhnya mulus.
Tantangan dari Hulu: Pola Pikir dan Kualitas Panen
Menurut I Made Sarjana, Wakil Ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Arabika Kintamani Bali, hambatan terbesar ada pada pola panen yang masih berorientasi pada keuntungan cepat.
“Harga petik merah dan petik hijau sering kali tidak berbeda jauh. Akibatnya, banyak petani memilih memanen lebih awal,” jelasnya.
Kebiasaan itu berdampak langsung pada kualitas biji kopi. I Kadek Edi, Direktur Utama Karana Global, mengatakan bahwa memanen kopi saat masih hijau membuat aroma khas Arabika Indonesia tak muncul sepenuhnya.
“Padahal kopi petik merah menghasilkan kualitas premium yang sudah dikenal dunia,” tegasnya.
Ancaman dari Bahan Kimia
Selain panen dini, penggunaan pestisida kimia juga menjadi tantangan serius. Banyak petani yang mengandalkan bahan kimia untuk hasil cepat, tanpa menyadari dampak jangka panjangnya terhadap tanah dan kualitas kopi.
I Putu Sudiarta, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana, mengungkapkan bahwa dominasi pestisida kimia masih tinggi, bahkan sempat berdampak pada ekspor.
“Pada akhir 2024, ekspor kopi Arabika Kintamani ke Jepang pernah ditolak karena residu kimia melebihi ambang batas,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya pelatihan bagi petani agar beralih ke biopestisida dan sistem pertanian ramah lingkungan. “Kalau tidak diberdayakan, petani akan sulit bersaing di pasar global,” tegasnya.
Sertifikasi dan Keberlanjutan: Kunci Daya Saing Global
Untuk memperkuat posisi di pasar dunia, sertifikasi menjadi langkah strategis. Salah satunya adalah Rainforest Alliance (RA), yang menilai aspek manajemen, keterlacakan (traceability), keberlanjutan, dan perlindungan lingkungan.
Menurut Elpido Soplantila, Senior Manager Product Support Rainforest Alliance, sertifikasi RA memastikan konsumen bahwa kopi yang mereka beli benar-benar berkelanjutan.
“Produk bersertifikasi RA bisa dilacak dari biji hingga secangkir kopi. Nilai tambahnya adalah harga premium di pasar ekspor,” jelasnya.
Kopi Kenangan: Dorong Ekosistem Kopi Berkelanjutan
Dukungan terhadap kopi Kintamani juga datang dari pelaku industri. Dalam rangka memperingati Hari Kopi Sedunia 2025, jaringan kopi terbesar di Asia Tenggara, Kopi Kenangan, meluncurkan program CSR bertajuk “Sip for Sustainability.”
Melalui inisiatif ini, Kopi Kenangan memberdayakan petani kopi Arabika Kintamani yang menjadi pemasok seri Beans of the Champion.
“Sebagian penjualan Beans of the Champion dialokasikan untuk mendukung kesejahteraan petani. Setiap cangkir kopi yang dinikmati konsumen turut memberi kontribusi nyata,” ungkap Inneke Lestari, Senior Vice President Legal and Corporate Affairs Kenangan Brands.
Tiga Pilar “Kenangan BAIK”
Program ini berjalan di bawah tiga pilar utama Kenangan BAIK:
-
Kenangan Berdaya – memberikan bantuan alat produksi seperti mesin sutton dan mesin potong rumput agar proses panen lebih efisien.
-
Kenangan PinTer – bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Universitas Udayana untuk melatih 100 petani binaan dalam teknologi ramah lingkungan dan mendorong regenerasi petani muda.
-
Kenangan Sirkular – mengajak konsumen berpartisipasi dalam gerakan daur ulang, mulai dari penggunaan tumbler hingga pengolahan ampas kopi menjadi kompos.
Langkah-langkah ini tak hanya berdampak pada petani, tetapi juga memperkuat rantai pasok kopi berkelanjutan dari hulu hingga hilir.
Menatap Masa Depan Kopi Bali
Dengan kombinasi sertifikasi, pendampingan akademisi, serta dukungan industri, kopi Arabika Kintamani memiliki peluang besar untuk semakin mendunia. Tren global yang menuntut produk berkelanjutan menjadi momentum emas bagi kopi Bali untuk naik kelas.
Seperti aroma citrus khasnya yang lembut dan elegan, semangat petani Kintamani terus tumbuh — menjaga warisan rasa dari lereng Bali untuk dunia.