KliniKita; Edukasi Masyarakat Lewat Peluang Bisnis Klinik Kesehatan

Dalam perhelatan Penghargaan Waralaba Indonesia yang digelar bersamaan dengan agenda Indonesia Franchise & SME Expo 2016, tidak hanya memunculkan juara dari merek-merek waralaba besar kenamaan, tapi juga melahirkan brand startup yang datang dari berbagai daerah. Salah satunya adalah KliniKita brand klinik kesehatan asal Semarang, Jawa Tengah.

Walau datang dari daerah, namun hal itu tidak menyurutkan langkah KliniKita dalam mengarungi proses penilaian Penghargaan Waralaba Indonesia yang telah dilakukan sejak Agustus 2016 silam. Bahkan saat memasuki fase 10 besar dan dilakukan penjurian, Maulana Adrian Sukamto, owner KliniKita datang langsung ke Jakarta dan menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan oleh juri.

“Mereka langsung bertanya secara to the point, satu panelis memiliki waktu selama 5 menit untuk bertanya sesuai bidang keahliannya masing-masing. Saya katakan franchise kami mencari bentuk agar tidak jatuh di tahun-tahun kritis. Saya hadir sekaligus juga  belajar dengan master-master franchise di sini,” ujar Maulana usai dilakukan proses penjurian di Jakarta.

Gayung pun bersambut, klinik layanan kesehatan yang telah mendapatkan Surat Tanda Penerima Waralaba (STPW) ini,sukses merengkuh juara 3 besar peraih Penghargaan Waralaba Indonesia 2016 kategori waralaba pratama. Praktis KliniKita menjadi satu satunya franchise di bidang klinik kesehatan yang mendapatkan penghargaan PWI.

“Dengan adanya penghargaan ini, kami tidak ingin terlalu jemawa. Kami tetap pada tujuan untuk terus belajar dan meedukasi masyarakat, karena tidak semua orang paham tentang industri kesehatan. Klinik itu sebagai pintu awal untuk orang mengakses layanan kesehatan, yang terjadi sekarang adalah sebaliknya, ketika sakit yang dituju langsung rumah sakit ,” ujar Maulana kepada FranchiseGlobal.com.

Maka tak heran, Maulana menyambungkan jika di Indonesia hampir 70% industri kesehatan dikuasai oleh segelintir korporasi besar. Jika ditelisik lebih dalam, memang untuk industri kesehatan tidak terlalu banyak bisnis-bisnis startup hanya mampu menjadi bayang-bayang korporasi besar. ”Padahal hampir Rp390 triliun uang berputar di bisnis kesehatan. Tentunya hal ini yang bisa kami edukasikan kepada masyarakat bahwa potensi di bisnis ini sangat besar,” tambahnya.

Pemilik bisnis yang juga berprofesi sebagai Dokter ini pun bercerita, jika di negara maju seperti Amerika Serikat saja, banyak tersedia klinik-klinik kesehatan yang menjangkau langsung di tengah-tengah pemukiman masyarakat. “Walau bentuknya klinik namun dengan manajemen yang baik dan dukungan dari masyarakat serta pemerintah, keadaan klinik di sana sudah seperti di rumah sakit, gedungnya juga besar-besar,” terang Maulana dengan logat khas Jawa.

Seperti diketahui, Klinik Kita sebagai bisnis kesehatan yang telah memulai kiprahnya sejak 2006. Seiringnya dengan berjalannya waktu, Klinik Kita tidak hanya hadir di Semarang, namun juga hadir di Kota besar lainnya di Seluruh Indonesia, seperti Depok, Surabaya, Sidoarjo, Jember, dan kota-kota lain.

Tehitung sudah ada 10 outlet Klinik kita untuk menjangkau masyarakat yang membutuhkan akses kesehatan yang terjangkau.

Video Pilihan dari INFOBRAND TV
DISCLAIMER
Media INFO OPPORTUNITY tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan Kerjasama bisnis.

Member of:

Supported By: