Industri Manufaktur Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Sektor Kimia dan Farmasi Pimpin Kinerja 2025
INFO OPPORTUNITY.ID– Sektor industri manufaktur Indonesia terus menunjukkan kinerja yang solid sebagai motor utama penggerak ekonomi nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk Triwulan III 2025, industri pengolahan nonmigas (IPNM) tumbuh 5,58 persen (yoy), melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat 5,04 persen.
Pertumbuhan positif ini turut tercermin pada sektor Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) yang mencatat kenaikan 5,92 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Sektor ini berkontribusi 3,88 persen terhadap PDB, dengan realisasi investasi mencapai Rp142,15 triliun selama periode Januari–September 2025, meningkat dari Rp116,54 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Farmasi dan Kosmetik Jadi Penopang Hilirisasi
Di antara kelompok tersebut, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional tumbuh paling tinggi dengan capaian 11,65 persen, investasi Rp65,9 triliun, dan nilai ekspor mencapai USD 15,22 miliar.
“Sektor farmasi, kosmetik, dan obat bahan alam kini menjadi salah satu penopang utama hilirisasi industri nasional, terutama dalam mendukung ketahanan kesehatan dan kemandirian bahan baku dalam negeri,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita saat membuka pameran Indonesia Pharmaceutical and Cosmetic for Sustainability di Jakarta.
Menurut Agus, pemerintah berkomitmen memperkuat sektor ini melalui program riset, inovasi, dan kemitraan antara industri dan lembaga penelitian. Indonesia memiliki lebih dari 30.000 jenis tumbuhan berkhasiat yang berpotensi dikembangkan menjadi bahan aktif obat, kosmetik, dan suplemen kesehatan—sebuah modal besar bagi pengembangan industri berbasis bahan alami dan inovasi lokal.
Dominasi Industri Kecil dan Menengah
Saat ini terdapat lebih dari 219 industri farmasi, mayoritas berskala besar, serta 1.200 industri kosmetik, di mana 89 persen di antaranya merupakan industri kecil dan menengah (IKM). Selain itu, terdapat 1.043 industri obat bahan alam, dengan 86 persen didominasi oleh IKM.
Kemenperin terus mendorong penguatan sektor ini melalui pembangunan pilot plant bahan baku obat dan kosmetik, serta pembentukan center of excellence untuk riset dan pengujian bahan alam.
Hilirisasi dan Potensi Industri Halal
Hilirisasi menjadi kunci peningkatan daya saing industri nasional. Dalam konteks farmasi dan kosmetik, hilirisasi dilakukan melalui pengolahan sumber daya lokal seperti minyak atsiri, rempah, dan tanaman obat menjadi produk bernilai tambah tinggi berstandar internasional.
Dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar menjadi pusat industri halal global (global halal hub), khususnya di sektor kosmetik dan obat berbahan alami.
Mulai Oktober 2026, Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH) akan diberlakukan secara wajib untuk produk kosmetik dan obat bahan alam.
“Kebijakan ini diharapkan meningkatkan daya saing sekaligus memperkuat kepercayaan konsumen dalam dan luar negeri terhadap produk Indonesia,” harap Menperin Agus.
Peluang Pasar Global
Menurut State of the Global Islamic Economy Report 2023, konsumsi umat Muslim dunia di enam sektor ekonomi syariah mencapai USD 2,43 triliun, dan diprediksi meningkat menjadi USD 3,36 triliun pada 2028. Dari jumlah tersebut, konsumsi farmasi halal diperkirakan mencapai USD 149 miliar, sementara kosmetik halal mencapai USD 118 miliar.
Pemerintah berkomitmen mendampingi industri, baik besar maupun IKM, dalam proses sertifikasi halal, inovasi bahan baku lokal, serta adopsi teknologi hijau untuk mendukung keberlanjutan.
Melalui ajang Indonesia Pharmaceuticals and Cosmetics for Sustainability 2025, Kemenperin mengajak seluruh pemangku kepentingan memperkuat kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat dalam mendorong industri farmasi dan kosmetik yang mandiri, inklusif, dan berkelanjutan.
“Dengan semangat Kolaborasi, Inovasi, dan Keberlanjutan, industri farmasi dan kosmetik Indonesia akan menjadi pilar penting pembangunan ekonomi nasional sekaligus membawa nama Indonesia ke panggung global,” tutup Menperin.