Harry Suherman, Sosok di Balik Kesuksesan Helm Cargloss

INFO OPPORTUNITY.ID-Dalam dunia otomotif roda dua di Indonesia, nama Cargloss sudah tidak asing lagi. Merek helm lokal ini dikenal dengan desain khas, kualitas terjamin, serta reputasinya sebagai salah satu pelindung kepala andalan para pengendara motor. Namun, sedikit yang tahu bahwa lahirnya helm Cargloss bukan sekadar urusan bisnis, melainkan berawal dari sebuah pengalaman pahit sang pendirinya, Harry Suherman.

Titik Balik dari Sebuah Musibah

Harry Suherman tidak datang dari latar belakang akademis mentereng atau warisan bisnis besar. Ia sempat harus berhenti kuliah karena keterbatasan biaya. Jalan hidupnya benar-benar ditempa dari bawah.

Kehidupannya berubah ketika anaknya mengalami kecelakaan motor. Saat itu, helm yang dikenakan sang anak terlepas dan menyebabkan benturan keras di kepala. Meski selamat, anaknya harus menjalani perawatan medis intensif dengan biaya hingga puluhan juta rupiah.

Musibah itu membuat Harry berpikir jauh ke depan. Ia membayangkan bagaimana nasib keluarga lain dengan penghasilan pas-pasan bila menghadapi kondisi serupa. Dari sanalah tekadnya muncul: membuat helm yang bukan hanya menarik secara desain, tetapi benar-benar melindungi nyawa penggunanya.

Dari Cat Otomotif ke Helm

Perjalanan bisnis Harry dimulai jauh sebelum Cargloss dikenal sebagai produsen helm. Pada tahun 1985, ia mendirikan PT Murni Cahaya Pratama yang memproduksi cat dengan merek Cargloss, awalnya untuk peralatan listrik. Bisnisnya kemudian merambah ke sektor otomotif, bahkan menjadi pemasok cat untuk pabrikan besar seperti Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki.

Tahun 2004, perusahaannya berganti nama menjadi PT Mega Karya Mandiri. Melihat pertumbuhan pesat pengguna sepeda motor di Indonesia serta pengalaman pahit keluarganya, Harry mulai memproduksi helm pada tahun 2005. Dengan mengedepankan kualitas dan keamanan, helm Cargloss langsung mendapat kepercayaan. Pada 2006, produk ini sudah dipasarkan sebagai helm resmi beberapa produsen motor lokal.

Menjalani Lika-Liku Bisnis

Meski sukses, perjalanan Cargloss bukannya tanpa rintangan. Salah satu ujian berat datang ketika seorang sales partner yang dipercaya justru membawa kabur uang pembayaran dari toko-toko. Kondisi ini membuat arus kas perusahaan terguncang dan modal habis.

Harry tidak menyerah. Ia menggadaikan rumah dan meminjam uang dari bank. Dengan keberanian itu, ia membangun kembali kepercayaan pasar. Para pemasok pun mendukungnya dengan memberi kelonggaran pembayaran secara kredit.

Dalam hal pemasaran, Harry menerapkan strategi unik: Cargloss tidak menumpuk produk di agen-agen berdekatan untuk menghindari perang harga. Bahkan, mereka memberi opsi pembelian helm secara angsuran menggunakan kartu kredit dan sempat menjajaki kerja sama dengan perusahaan leasing.

Tantangan kembali datang pada 2015 ketika penjualan helm menurun hingga 15%. Namun, Cargloss tetap bertahan dengan inovasi produk dan strategi distribusi.

Lebih dari Sekadar Helm

Kini, Cargloss tidak hanya dikenal dengan produk helm berkualitas, tetapi juga memperluas lini produk perawatan helm. Di toko-toko resminya, tersedia berbagai aksesori, mulai dari cairan pengkilap helm, water repellent, hingga parfum helm dengan harga terjangkau.

Kisah Harry Suherman adalah cermin nyata bahwa bisnis besar bisa lahir dari pengalaman pribadi yang pahit. Dari musibah keluarga, lahir sebuah tekad yang akhirnya melindungi jutaan kepala pengendara motor di Indonesia.

Video Pilihan dari INFOBRAND TV
DISCLAIMER
Media INFO OPPORTUNITY tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan Kerjasama bisnis.

Member of:

Supported By: