Edward Tirtanata: Dari Penjual Kartu Pokémon hingga Mendirikan Jaringan Kopi Kenangan Mendunia

INFO OPPORTUNITY.ID-Di balik kesuksesan Kopi Kenangan yang kini menjamur di berbagai sudut kota dan bahkan merambah mancanegara, berdiri sosok visioner bernama Edward Tirtanata. Pria yang kini dikenal sebagai CEO dari jaringan kedai kopi lokal ini bukan hanya pengusaha sukses, tapi juga contoh nyata bagaimana ketekunan dan semangat inovasi mampu mengubah peluang sederhana menjadi fenomena bisnis besar.
Tumbuh dengan Jiwa Wirausaha
Sejak kecil, Edward sudah menunjukkan ketertarikan terhadap dunia bisnis. Meski belum memiliki cita-cita spesifik, ia gemar bermain game dan jeli melihat peluang dari hal-hal yang ia sukai. Salah satu bisnis pertamanya justru muncul dari hobi masa kecilnya—jual beli kartu Pokémon kepada teman-teman sekolahnya.
“Sejujurnya waktu remaja saya belum punya cita-cita yang spesifik. Tapi kalau dipikir-pikir, dari kecil saya memang punya ketertarikan terhadap dunia bisnis. Saya suka proses jual-beli, suka mikirin strategi. Jadi bisa dibilang dari hobi main game malah muncul semangat berwirausaha,” ungkap Edward.
Lahir dari keluarga pengusaha, nilai-nilai bisnis secara alami tertanam dalam dirinya. Namun titik balik dalam hidupnya datang ketika Edward menempuh pendidikan di Northeastern University, Amerika Serikat. Kondisi ekonomi keluarga yang sempat menurun justru menjadi pemicu baginya untuk berubah. Ia memperbaiki kedisiplinannya dan fokus belajar hingga akhirnya lulus cum laude dalam waktu hanya dua tahun, dengan dua gelar sekaligus: Akuntansi dan Keuangan.
“Saya lihat keuangan itu fondasi penting kalau mau masuk dunia bisnis. Waktu itu saya belum tahu akan masuk ke bisnis apa, tapi saya sadar saya harus ngerti keuangan dulu kalau mau sukses di usaha apa pun,” ujarnya.
Langkah Awal di Dunia Bisnis
Selepas kuliah, Edward sempat membantu bisnis keluarga di sektor batubara. Namun dari pengalaman itu ia belajar bahwa bisnis komoditas cenderung tidak stabil. Ia mulai mencari ide usaha yang lebih tahan lama dan dibutuhkan masyarakat setiap hari.
Pencarian itu membawanya pada bisnis minuman dengan mendirikan Lewis & Carroll Tea, sebuah kedai teh premium. Dari bisnis inilah Edward banyak belajar mengenai pentingnya branding yang kuat serta keseimbangan antara konsep dan model bisnis yang solid. Pengalaman ini menjadi fondasi penting sebelum akhirnya ia menatap industri kopi.
Lahirnya Kopi Kenangan
Tahun 2017 menjadi titik awal perjalanan Kopi Kenangan. Edward melihat adanya gap besar di pasar kopi Indonesia: harga kopi instan yang murah jauh berbeda dengan kopi internasional yang mahal. Ia pun menciptakan merek yang mampu menjembatani kedua dunia itu—menyediakan kopi berkualitas tinggi dengan harga terjangkau.
Namun, jalan menuju kesuksesan tidak selalu mulus. Edward mengakui bahwa dirinya bukan barista, sehingga ia harus belajar tentang kopi dari nol.
“Saya bukan barista, jadi butuh waktu lama buat bisa ngerti dan bikin produk yang bisa diterima pasar. Belum lagi adaptasi budaya tiap kota atau negara saat ekspansi, itu tantangan tersendiri,” ujarnya.
Dalam menjalankan bisnis, Edward berpegang pada prinsip “customer obsession” yang ia pelajari dari Jeff Bezos. Ia percaya, bisnis hanya bisa bertahan jika produknya benar-benar dicintai pelanggan.
“Yang paling menarik tuh gimana kita bisa terus berinovasi—mulai dari menu, teknologi pemesanan, sampai desain toko. Tapi tantangannya ya itu, menjaga konsistensi kualitas produk dan layanan di ratusan outlet di berbagai negara itu enggak mudah,” tuturnya.
Pemimpin yang Humanis
Sebagai pemimpin, Edward dikenal menerapkan pendekatan humanis. Ia menekankan pentingnya kerja cerdas, bukan sekadar kerja keras. Ketika ada karyawan yang kehilangan motivasi, ia memilih untuk berdialog dan mendengarkan.
“Biasanya saya ajak ngobrol dulu. Saya coba paham apa yang mereka rasain. Kadang mereka cuma butuh didengarkan. Saya juga usahain mereka bisa kerja di lingkungan yang suportif dan punya jalur karier yang jelas. Motivasi itu harus dua arah, enggak bisa dipaksa,” ungkapnya.
Kopi, Inspirasi, dan Gaya Hidup
Menariknya, Edward bukan hanya pengusaha kopi—ia juga penikmat kopi sejati. Minum kopi menjadi bagian dari kesehariannya, bahkan ia mengaku bisa menghabiskan dua hingga tiga gelas kopi per hari. Dari kebiasaan itu pula lahir banyak ide kreatif, termasuk ide besar mendirikan Kopi Kenangan.
“Saya berpikir, pasti banyak orang lain yang merasakan hal yang sama. Dari situ, saya terinspirasi untuk mendirikan Kopi Kenangan, dengan tujuan menyediakan kopi berkualitas tinggi dengan harga yang lebih terjangkau,” ujarnya.
Kini, Kopi Kenangan telah tumbuh menjadi salah satu jaringan kedai kopi terbesar di Asia Tenggara, dengan ekspansi hingga Australia. Di balik semua pencapaian itu, ada satu hal yang tak berubah dari sosok Edward Tirtanata: semangat untuk terus belajar, berinovasi, dan menghadirkan kenangan manis di setiap cangkir kopi yang disajikan.