Dewi Motik: Perempuan Inspiratif, Pengusaha, dan Pemberdaya Bangsa
INFO OPPORTUNITY.ID-Cri Puspa Dewi Motik Pramono, atau yang akrab disapa Dewi Motik, adalah sosok perempuan Indonesia yang dikenal sebagai pengusaha, pendidik, aktivis, sekaligus pejuang kebudayaan. Lahir di Jakarta pada 10 Mei 1949 dari pasangan pengusaha asal Palembang, Basyaruddin Rahman Motik, Dewi tumbuh sebagai anak keempat dari sembilan bersaudara dalam lingkungan keluarga yang sarat nilai kemandirian.
Sejak muda, Dewi terbiasa mencari nafkah sendiri, mulai dari bermain sulap hingga menjual kue brownies. Bakatnya juga membawanya meniti karier di dunia modeling. Ia pernah dinobatkan sebagai Pemenang Harapan None Jakarta pada 1968, Ratu Jakarta Fair di tahun yang sama, hingga meraih predikat Top Model of the Year pada 1974 saat usianya baru 24 tahun. Meski dunia fesyen sempat membesarkan namanya, Dewi memilih jalan lain: menjadi pengusaha dan pendidik.
Bekal pendidikannya tergolong mumpuni. Selain menempuh studi di Indonesia, Dewi juga meraih Bachelor of Art dari Florida International University di Amerika Serikat, serta melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia dan Universitas Negeri Jakarta. Pengetahuan dan pengalamannya ia dedikasikan untuk membangun ekosistem kewirausahaan di Tanah Air.
Pada 1975, Dewi mendirikan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) yang kini telah memiliki lebih dari 30.000 anggota di seluruh nusantara. Menariknya, organisasi itu ia dirikan saat usianya baru 25 tahun, bahkan hanya delapan hari setelah melahirkan anak pertamanya. Perjalanan ini mengajarkannya tentang pentingnya perempuan menentukan prioritas, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk masyarakat luas.
Tak hanya IWAPI, Dewi juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) periode 2009–2014 dan aktif dalam organisasi internasional seperti International Council of Women (ICW). Selain itu, ia mendirikan De Mono Group, lembaga pendidikan keterampilan dan kewirausahaan yang memberi ruang bagi perempuan dan UMKM untuk berkembang.
Dedikasinya terhadap bangsa juga ia wujudkan dalam bidang seni dan budaya. Pada Mei 2024, Dewi meresmikan Galeri Demono di Menteng, Jakarta Pusat, yang menjadi ruang seni sekaligus edukasi. Galeri ini tidak hanya menampilkan koleksi seni dan mural perjalanan hidupnya, tetapi juga menjadi sarana pengunjung memahami nilai-nilai budaya Nusantara. Pada 1–31 Agustus 2025, galeri tersebut sukses menggelar pameran bertajuk “80 Kain Indonesia: Merayakan Warna-warni Warisan Nusantara”, yang menampilkan koleksi wastra Dewi Motik selama lebih dari lima dekade, termasuk karya maestro batik Iwan Tirta.
Atas dedikasi yang konsisten lebih dari 50 tahun, Dewi dianugerahi LifeTime Achievement Award dalam ajang Indonesia Inspiring Women Award 2024 di Jakarta. Penghargaan ini menjadi pengakuan atas kontribusinya dalam memperjuangkan pemberdayaan perempuan dan pengembangan UMKM di Indonesia.
Bagi Dewi, kesuksesan tidak semata ditentukan oleh gelar akademis atau status sosial, melainkan doa, kerja keras, integritas, dan kerendahan hati. “Kalau kita ingin mendapat kepercayaan dan kuasa, harus siap menjadi perempuan pekerja keras, mampu menjaga rahasia, dan punya integritas,” tegasnya. Ia juga menekankan bahwa perasaan bukanlah kelemahan dalam kepemimpinan, melainkan kekuatan yang bila diarahkan dengan tepat akan mempererat hubungan dan kerja sama.
Dalam keseharian, Dewi juga memegang prinsip sederhana: menghormati orang lain agar mendapat dukungan tulus. Ia percaya bahwa tidak ada orang yang bisa berhasil tanpa kerja sama dan saling memahami. Sikap ini membuat relasinya bertahan lama, baik dalam bisnis, organisasi, maupun kehidupan pribadi.
Sebagai penutup, Dewi Motik menitipkan pesan untuk perempuan Indonesia agar berani bermimpi besar, membangun jejaring, dan percaya diri dalam berkarya. “Perempuan Indonesia harus bisa memaknai kemerdekaan sejati sebagai kebebasan tanpa batas untuk bermimpi, berkarya, dan meninggalkan warisan bagi bangsa.”