Dari Dapur Rumahan Jadi Bisnis Puluhan Juta: Peluang Kemitraan Kife Kebab Makin Menggoda

INFO OPPORTUNITY.ID– Bermula dari dapur rumah dan kebutuhan pribadi, siapa sangka cemilan praktis buatan Aisyah Ratna Wulandari untuk sang anak justru menjadi titik awal lahirnya sebuah bisnis kemitraan yang kini berkembang pesat di bawah nama Kife Kebab.

Kisahnya dimulai pada tahun 2020, saat pandemi Covid-19 melanda. Aisyah, ibu rumah tangga asal Kuningan, Jawa Barat, terinspirasi oleh antusiasme anaknya saat menyantap kebab buatannya. Melihat peluang akan kebutuhan camilan praktis untuk bekal anak, ia pun tergerak memulai bisnis dengan modal awal Rp 5 juta.

“Analisa awal mencakup biaya produksi, uji pasar, dan estimasi keuntungan per paket,” ujar Aisyah. “Kami mulai dari sistem made by order lalu bertahap ke produksi stok, menggunakan peralatan dapur rumahan dan bahan baku dari pasar tradisional.”

Promosi dilakukan secara organik melalui WhatsApp, media sosial pribadi, dan promosi dari mulut ke mulut. Seiring waktu, Aisyah aktif mengikuti pelatihan UMKM, mentoring bisnis, hingga bergabung dengan komunitas wirausaha untuk memperkuat pondasi bisnisnya.

Hasilnya, Kife Kebab menjelma menjadi salah satu merek kebab lokal yang patut diperhitungkan. Di bawah naungan PT KIFE Berkah Mandiri, brand ini kini memiliki dua lini usaha: Kebab Frozen Endul untuk pasar rumah tangga, dan EnduLicious Kebab untuk skema kemitraan. Beberapa gerai mitra telah berdiri di wilayah Jabodetabek, dengan target membuka enam outlet baru sepanjang tahun ini.

“Omzet gabungan bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan. Orderan dari frozen dan outlet rata-rata mencapai 300–500 per bulan, belum termasuk dari jaringan reseller yang tersebar di berbagai kota,” jelasnya.

Skema kemitraan ditawarkan mulai dari Rp 50 juta, termasuk peralatan, pelatihan, dan bahan awal. Aisyah menyebut mitra umumnya bisa balik modal dalam waktu 6 hingga 12 bulan, tergantung lokasi dan strategi pemasaran.

Produk andalan Kife Kebab antara lain Kebab Frozen Endul dalam tiga ukuran dan enam varian rasa, serta kebab siap saji dari gerai EnduLicious. Dua produk favorit konsumen adalah kebab bandeng tanpa duri dan kebab keju mozzarella, dengan harga jual mulai dari Rp 9.000 hingga Rp 22.000.

Meski kini bisnisnya berkembang, Aisyah mengakui perjalanan usahanya penuh tantangan. Mulai dari keterbatasan alat produksi, kesalahan takaran bumbu, hingga proses manual yang memakan waktu saat permintaan melonjak.

“Kendalanya saat produksi masih manual, tapi dibantu oleh keluarga. Saya juga sempat modifikasi isi dan kemasan produk untuk efisiensi dan menyesuaikan selera pasar,” tuturnya.

Namun, dengan semangat dan dukungan dari keluarga serta komunitas wirausaha, Aisyah membangun sistem pencatatan sederhana menggunakan spreadsheet, Google Form untuk pemesanan, dan freezer besar untuk penyimpanan. Penjualan pun difokuskan secara digital sebelum beralih ke outlet dan franchise.

Pandemi Jadi Titik Balik

Alih-alih terpuruk, pandemi justru menjadi titik balik bagi pertumbuhan Kife Kebab. Saat distribusi terganggu dan bahan baku langka, Aisyah segera beradaptasi dengan mengalihkan fokus pada sistem reseller online, memproduksi dari rumah, dan mengirim langsung ke konsumen.

“Pandemi justru jadi momentum bangkit. Banyak ibu mencari camilan praktis, dan kami fokus ke efisiensi biaya produksi serta promosi digital,” ungkapnya.

Strategi digital marketing makin dioptimalkan lewat Instagram, WhatsApp, dan marketplace. Varian produk pun disesuaikan, terutama frozen food yang cocok sebagai bekal anak. Jam operasional dibatasi dan kontak fisik diminimalisir untuk menjaga keamanan konsumen.

Untuk menjaga kepercayaan, Kife Kebab juga aktif memberikan konten edukasi terkait kepraktisan dan kualitas produk. Adaptasi ini terbukti berhasil menjaga kestabilan bisnis selama masa krisis.

Sebagai penutup, Aisyah memberikan pesan kepada para calon pelaku usaha, “Jangan takut mencoba. Fokuslah pada solusi nyata yang bisa membantu orang lain, dan selalu siap beradaptasi dengan perubahan pasar.”

Video Pilihan dari INFOBRAND TV
DISCLAIMER
Media INFO OPPORTUNITY tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan Kerjasama bisnis.

Member of:

Supported By: