Teguk (TGUK) Ekspansi ke Bisnis Frozen Food, Perkuat Diversifikasi Usaha

INFO OPPORTUNITY.ID-PT Platinum Wahab Nusantara Tbk atau Teguk (TGUK) resmi menambah lini kegiatan usaha baru di luar bisnis inti kedai makanan dan minuman, restoran, serta layanan makanan keliling. Perseroan kini bersiap masuk ke bisnis makanan olahan beku berbasis daging sapi dan ayam—sebuah langkah strategis untuk memperluas portofolio dan memperkuat rantai nilai bisnisnya.

Penambahan kegiatan usaha tersebut meliputi tiga klasifikasi baru, yakni perdagangan besar daging sapi dan olahan (KBLI 10130), industri makanan dan masakan olahan (KBLI 10750), serta perdagangan besar makanan dan minuman lainnya (KBLI 46339).

“Perseroan berencana untuk menambahkan kegiatan usaha di bidang frozen meat dan food processing sebagai bagian dari strategi diversifikasi dan penguatan rantai nilai bisnis perseroan di sektor makanan olahan,” tulis manajemen TGUK dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (13/11/2025).

Prospek Industri Menjanjikan

Manajemen TGUK menilai potensi industri frozen food dan food processing terus menunjukkan pertumbuhan positif. Permintaan yang kian meningkat didorong oleh urbanisasi, bertambahnya jumlah pekerja di area perkotaan, dan pergeseran preferensi konsumen terhadap produk praktis siap masak maupun siap saji berbasis protein hewani.

Sejalan dengan prospek cerah tersebut, TGUK menargetkan bisnis makanan olahan beku ini sudah mulai berjalan pada November 2025. Pada tahap awal, perseroan akan menggandeng perusahaan maklon pihak ketiga, sebelum kemudian berinvestasi pada fasilitas produksi mandiri.

Pendanaan dan Rencana Investasi

Untuk membiayai ekspansi ini, TGUK akan mengalihkan dana pengembalian sebesar Rp 42,92 miliar yang sebelumnya dialokasikan bagi pengembangan gerai. Laba dari bisnis baru ini kelak akan digunakan kembali untuk menopang kebutuhan investasi pengembangan food processing.

Proses investasi direncanakan berlangsung mulai Januari 2026 hingga Agustus 2026. Sementara itu, kebutuhan modal kerja hingga 2029 diperkirakan mencapai Rp 23,64 miliar, yang akan dialokasikan untuk pembelian bahan baku dan barang jadi, serta memenuhi kewajiban jangka pendek seperti utang usaha.

Proyeksi Pendapatan Tumbuh Eksponensial

Masuk ke bisnis frozen food diproyeksikan menjadi motor pertumbuhan baru bagi TGUK. Pendapatan perseroan diperkirakan melonjak signifikan menjadi Rp 803,86 miliar pada 2030, dibandingkan Rp 1,20 miliar pada periode awal (Agustus–Desember 2025).

Namun demikian, manajemen mengantisipasi adanya tekanan pada beban pokok pendapatan selama fase ekspansi 2025–2027. Hal ini dipicu oleh tingginya biaya produksi awal, pembangunan kapasitas pabrik, serta pengembangan rantai pasok dan produk.

Perbaikan margin usaha dan peningkatan laba kotor mulai terlihat pada periode 2028–2030, seiring meningkatnya efisiensi produksi dan struktur biaya yang lebih optimal.

Laba Mulai Pulih pada 2028

Selama masa investasi, TGUK diproyeksikan masih mencatat rugi operasional pada 2025–2027. Perseroan baru akan membukukan laba pada 2028, diperkirakan sekitar Rp 3,31 miliar. Kinerja ini meningkat menjadi sekitar Rp 33,81 miliar pada 2029, lalu mencapai Rp 29,64 miliar pada 2030.

“Proyeksi ini menunjukkan bahwa strategi ekspansi dan diversifikasi usaha diharapkan memberikan nilai tambah dan memperkuat kinerja keuangan jangka panjang perseroan,” tulis manajemen TGUK.

Pergerakan Saham TGUK

Berdasarkan data aplikasi IDX Mobile pukul 16.13 WIB, harga saham TGUK ditutup stagnan di level Rp 137. Saham ini masih berada dalam daftar pemantauan khusus dan berstatus suspensi sejak 26 Mei 2025.

Video Pilihan dari INFOBRAND TV
DISCLAIMER
Media INFO OPPORTUNITY tidak bertanggungjawab atas segala bentuk transaksi yang terjalin antara pembaca, pengiklan, dan perusahaan yang tertuang dalam website ini. Kami sarankan untuk bertanya atau konsultasi kepada para ahli sebelum memutuskan untuk melakukan Kerjasama bisnis.

Member of:

Supported By: