SheAblepreneur Dorong Perempuan Disabilitas Jadi Penggerak UMKM Inklusif

INFO OPPORTUNITY.ID– UMKM telah lama diakui sebagai tulang punggung ekonomi nasional. Namun di balik geliat sektor ini, terdapat potensi besar yang kerap luput dari perhatian: peran perempuan, khususnya penyandang disabilitas. Meski menghadapi hambatan berlapis, banyak di antara mereka yang tetap berjuang meniti jalan kemandirian.
Menjawab tantangan itu, inisiatif kolaboratif bertajuk SheAblepreneur resmi diluncurkan. Program ini dirancang untuk menghubungkan perempuan pelaku usaha dan perempuan disabilitas dalam ekosistem yang inklusif, suportif, dan transformatif.
Kolaborasi ini merupakan buah kerja sama antara Alunjiva Indonesia, Komnas Disabilitas RI, dan Unilever Indonesia. Tujuannya jelas: memberdayakan UMKM perempuan serta perempuan disabilitas melalui pelatihan intensif, program magang lintas kelompok, serta mentoring berbasis kebutuhan nyata.
“UMKM perempuan, apalagi yang disabilitas, sering bekerja sendirian. Mereka kekurangan akses ke mentor, jejaring, dan modal. Kami ingin mengubah itu,” ungkap Nicky Clara, Founder Alunjiva Indonesia.
Alunjiva sendiri berdiri sejak 2020 sebagai bagian dari ekosistem Setara Berdaya. Nicky, sebagai penyandang disabilitas fisik, membangun Alunjiva dari pengalaman personal untuk menciptakan ruang aman bagi perempuan dan penyandang disabilitas agar berani bermimpi dan berkembang.
“Kadang perempuan dan penyandang disabilitas bahkan tidak berani bermimpi. Kami ingin menghadirkan ruang di mana mereka merasa diizinkan untuk bermimpi, karena dengan mimpi, mereka bisa bergerak lebih jauh,” tambahnya.
Perempuan Disabilitas Bukan Sekadar Penerima Manfaat
Salah satu temuan menarik dari program SheAblepreneur adalah peran strategis perempuan penyandang disabilitas. Mereka tak hanya sebagai penerima manfaat, melainkan juga bagian dari solusi.
“Perempuan disabilitas punya keterampilan luar biasa, mulai dari konten digital, administrasi, hingga desain. Mereka bisa mengisi kekosongan keterampilan yang sering kali menjadi kelemahan UMKM perempuan,” jelas Nicky.
Kolaborasi lintas kelompok ini juga dinilai memperkuat solidaritas serta membuka ruang edukasi antarkomunitas.
“Kalau kita mau pecahkan stigma soal disabilitas, mulailah dari komunitas perempuan. Mereka punya empati besar dan mampu menjadi jembatan inklusi,” ujarnya.
Hingga 2024, inisiatif Setara Berdaya telah menjangkau lebih dari 62.000 penerima manfaat di seluruh Indonesia. Di bidang kewirausahaan, rata-rata peningkatan omzet usaha peserta mencapai 30%.
Inklusi Sebagai Pilar Bisnis yang Setara
Dukungan dari sektor swasta juga menjadi kunci. Kristy Nelwan, Head of Communication dan Chair of Equity, Diversity & Inclusion (ED&I) Board Unilever Indonesia, menegaskan bahwa program ini sejalan dengan tiga pilar strategis perusahaan: Keadilan Gender, Keadilan untuk Disabilitas, dan Penghapusan Diskriminasi serta Stigma.
“Kami ingin memastikan semua perempuan, termasuk yang memiliki disabilitas, punya peluang yang setara untuk berkembang dan membuktikan potensi mereka,” ujarnya.
SheAblepreneur akan berjalan sepanjang Juni–September 2025 di Tangerang, Bandung, dan Yogyakarta. Program ini menargetkan dua kelompok utama:
-
15 perempuan (disabilitas dan non-disabilitas) pemilik usaha yang ingin naik kelas.
-
10 perempuan disabilitas yang baru ingin memulai usaha.
Dengan pendekatan blended learning, peserta akan mempelajari modul seperti Business Model Canvas, Literasi Digital & Keuangan, hingga pemanfaatan AI dan media sosial untuk bisnis. Selain itu, program ini membuka peluang magang di UMKM perempuan bagi peserta disabilitas untuk meningkatkan kapabilitas praktis sekaligus memperkuat jejaring inklusif.
Ekonomi Inklusif sebagai Masa Depan
Lebih dari sekadar pelatihan, SheAblepreneur diharapkan menjadi katalis untuk perubahan sosial dan ekonomi jangka panjang.
“Harapannya, SheAblepreneur bisa menjadi katalis menuju keadilan sosial, lewat pembangunan ekosistem UMKM yang lebih adil dan inklusif. Dengan membuka akses dan memperkuat kapasitas kelompok marjinal, kita bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya lebih besar, tetapi juga lebih merata dan berkelanjutan,” pungkas Nicky.