Jadi Freelancer di Era Digital: Peluang, Tantangan, dan Kunci Sukses Menurut COO Sribu.com
Alvin Ardian Pratama | 04-07-2025 16:20 WIB 104 readers

INFO OPPORTUNITY.ID-Profesi freelancer atau pekerja lepas kini semakin populer, terutama di kalangan anak-anak muda. Kemajuan teknologi yang memungkinkan seseorang bekerja dari mana saja, ditambah kebutuhan akan fleksibilitas dan penghasilan tambahan, menjadikan pekerjaan lepas sebagai alternatif yang menarik. Terlebih lagi, di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melanda berbagai sektor industri, menjadi freelancer bukan lagi pilihan sampingan, melainkan solusi nyata untuk menyambung hidup.
Tak hanya di Indonesia, tren ini juga merambah ke berbagai belahan dunia. Banyak perusahaan, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), mulai memanfaatkan jasa freelancer untuk meningkatkan produktivitas tanpa beban biaya seperti menggaji karyawan tetap. Di sisi lain, bagi para freelancer, pekerjaan ini menawarkan fleksibilitas waktu, kesempatan mendapatkan proyek dari klien global, serta peluang membangun portofolio dan jejaring profesional yang luas.
Namun di balik fleksibilitas dan kebebasan yang ditawarkan, menjadi freelancer bukanlah hal yang mudah. Hal ini diungkapkan oleh Alexandro Endy Wibowo, Chief Operating Officer (COO) Sribu.com, sebuah platform digital yang mempertemukan perusahaan dan freelancer di Indonesia. Dalam wawancara eksklusif, pria lulusan University Technology of Sydney ini membagikan pandangannya mengenai dunia freelancer dan bagaimana cara agar bisa sukses di dalamnya.
Alexandro memulai kariernya sejak masih kuliah di Australia. Ia bekerja di berbagai bidang, mulai dari pengantaran makanan hingga membangun usaha seperti agensi pemasaran dan penyelenggara acara. Ia mengaku cukup kenyang pengalaman bekerja sebagai freelancer di usia muda, yang kemudian menjadi modal kuat ketika kembali ke Indonesia dan memulai perjalanan di dunia digital platform.
Melalui Sribu.com, Alexandro melihat fenomena freelancer di Indonesia sebagai sesuatu yang unik. Ia menyebut bahwa saat ini ada lonjakan signifikan pengguna platform, terutama setelah gelombang PHK besar-besaran. Banyak anak muda tertarik menjadi freelancer karena tergiur bisa bekerja dari mana saja, bahkan dari tempat wisata sambil menikmati suasana liburan. Namun menurutnya, kenyataan di lapangan sangat berbeda. Hanya sebagian kecil yang benar-benar bisa menikmati gaya hidup seperti itu. Sisanya harus berjuang sendiri untuk mencari klien, mengelola keuangan, memasarkan jasa, dan menyelesaikan proyek tanpa bantuan tim.
Di Indonesia, Alexandro mengelompokkan freelancer menjadi tiga kategori: top, middle, dan low. Freelancer top biasanya memiliki keahlian tinggi dan pasar sendiri, sehingga mendapatkan proyek secara konsisten melalui rekomendasi. Sementara freelancer di tingkat middle dan low umumnya memiliki keterbatasan skill dan masih membangun portofolio. Banyak dari mereka yang menjadi freelancer sebagai pekerjaan tambahan atau karena terdampak PHK. Sribu.com, kata Alexandro, hadir dengan misi untuk membantu para freelancer di tingkat menengah dan pemula agar bisa mendapatkan peluang kerja yang lebih luas, bahkan bisa mengekspor jasa mereka ke luar negeri.
Menurutnya, menjadi freelancer sangat mungkin menghasilkan pendapatan yang menjanjikan asalkan dilakukan dengan serius. Ada freelancer di Sribu.com yang sudah bertahun-tahun menjadikan ini sebagai profesi utama hingga bisa membeli rumah dan kendaraan pribadi. Ada juga mereka yang memanfaatkan freelance untuk transisi profesi, seperti pegawai kantoran yang bercita-cita menjadi videografer atau fotografer, membangun portofolio melalui proyek freelance sebelum pindah jalur secara penuh.
Saat ini, Sribu.com telah memiliki sekitar 1,4 juta pengguna dari kalangan freelancer dan ratusan ribu klien dari perusahaan. Rata-rata waktu yang dibutuhkan freelancer untuk mendapatkan proyek pertama adalah sekitar 35 hari, tergantung pada kreativitas dan kualitas penawaran mereka di platform. Sribu.com tidak membatasi jenis pekerjaan; ada lebih dari 200 kategori mulai dari desain grafis, penulisan konten, hingga layanan konsultasi dan curhat online. Semuanya bergantung pada bagaimana freelancer memasarkan keahlian mereka.
Dari sisi klien, Sribu.com menawarkan kemudahan dalam menemukan solusi bisnis dengan berbagai pilihan proyek dan freelancer berpengalaman. Keamanan transaksi dijamin, termasuk adanya garansi uang kembali jika proyek tidak berjalan sesuai harapan. Klien juga mendapat dukungan penuh dari tim Sribu.com dalam proses kerja sama dengan freelancer. Sementara dari sisi freelancer, platform ini menyediakan peluang yang luas, sistem pencairan dana yang mudah, dan tidak membatasi latar belakang pendidikan, cukup memiliki KTP.
Keseluruhan ekosistem Sribu.com dirancang untuk memberikan manfaat maksimal bagi kedua belah pihak: perusahaan dan freelancer. Di era digital yang terus berkembang, Alexandro menekankan bahwa freelance bukan sekadar pekerjaan sambilan, tapi bisa menjadi profesi utama yang menjanjikan, asalkan dikerjakan dengan komitmen, konsistensi, dan kreativitas tinggi. Karena pada akhirnya, menjadi freelancer berarti menjadi pemimpin bagi diri sendiri—siap mengambil risiko, mengelola semua aspek pekerjaan, dan terus tumbuh bersama perubahan zaman.